Melihat Industri Rumahan Terasi di Leran Rembang yang Masih Bertahan
Dani Agus
Minggu, 1 September 2024 10:46:00
Murianews, Rembang – Desa Leran, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, dikenal sebagai salah satu desa penghasil produk terasi tradisional. Di desa ini, ada sekitar 30 pelaku usaha, termasuk Ngalimun (55) dan istrinya Siti Nurwati (46), yang melanjutkan usaha keluarga membuat terasi.
Menurut Ngalimun, bahwa bahan utama terasi adalah udang kecil atau rebon yang dibeli dari nelayan setempat. Produksi terasi bergantung pada hasil tangkapan nelayan, yang bisa menurun saat musim baratan.
Seluruh proses produksi dilakukan secara tradisional oleh Ngalimun dan istrinya, mulai dari penumbukan udang hingga pengemasan. Ia menekankan bahwa tidak ada mesin yang digunakan dalam proses ini.
”Udang ditumbuk, dijemur selama dua hari sampai kering, dan disimpan dalam karung,” ujarnya, dilansir dari laman Pemkab Rembang, Minggu (1/9/2024)
Harga terasi bervariasi antara Rp 50 ribu-Rp 60 ribu per kilogram, bergantung pada harga rebon di tingkat nelayan. Terasi yang sudah dikemas dan diberi label kemudian dijual di pasar-pasar lokal dan paling laris saat Idulfitri.
Pendamping Industri Rumahan dari Dinsos PPKB Rembang Zaenab Hafidz menjelaskan, bahwa pemerintah mendukung industri ini dengan penyuluhan dan bantuan dalam perizinan, serta memastikan produk terasi higienis dan aman dikonsumsi. Hal itu dilakukan oleh lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yakni Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu , termasuk Dinsos PPKB.
”Pemerintah juga memfasilitasi label dan stiker untuk meningkatkan daya saing produk,” ujarnya.



