Indonesia Tak Bisa Dipaksa Suplai Nikel ke Tesla
Budi Santoso
Jumat, 28 Juli 2023 10:59:00
Murianews, Jakarta – Indonesia tak bisa dipaksa suplai Nikel ke Tesla. Sikap ini dinilai wajar setelah Tesla, perusahaan pengembang kendaraan listrik dunia memilih berinvestasi ke Malaysia.
Tesla tentu punya pemikiran sendiri untuk tidak melakukan investasi di Indonesia. Indonesia juga tidak bisa memaksa Elon Musk untuk Investasi di Indonesia. Begitupun Elon Musk, dia tidak bisa memaksa Indonesia untuk mensuplai nikel.
Keputusan Tesla yang malah memilih Malaysia untuk berinvestasi menimbulkan beragam tanggapan di tingkat Nasional. Ada yang menertawakan Jokowi terkait keputusan Tesla yang tidak menguntungkan Indonesia ini.
Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gunaidi menyebut hal ini bukanlah sebuah aib atau musibah. Indonesia sudah berusaha meyakinkan Tesla, namun jika tidak berhasil itu juga sesuatu yang wajar.
Menurut Teddy Gunaidi, seperti dilansir Medcom.id, Indonesia juga tidak boleh didikte oleh pihak Tesla setelah keputusan ini. Indonesia tidak mendikte Tesla dan sebaliknya Tesla juga tidak bisa medikte Indonesia.
"Yang dilakukan Jokowi pun bukan hal yang memalukan, itu bagian dari tugas beliau, menarik investor untuk meningkatkan perekonomian negara," jelasnya.
Teddy menambahkan kerja sama harus berdasar saling menguntungkan. Bukan justru merugikan salah satu pihak. Indonesia sendiri memiliki keunggulan sebagai negara pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.
Karena Tesla adalah pemain besar dunia untuk kendaraan listrik sedangkan Indonesia adalah penghasil nikel terbesar di dunia, maka wajar terjadi sebuah pembicaraan. Nikel adalah bahan utama untuk pembuatan baterai kendaraan listrik. Sehingga Jokowi turun tangan langsung.
"Jadi ini hal biasa, bukan hal yang memalukan. Apalagi awal 2024, Indonesia sudah mulai memproduksi baterai kendaraan listrik, memanfaatkan Nikel sendiri dan juga memproduksi sendiri mobil listrik. Kalau tidak ada yang mau kerjasama, ya kita buat sendiri," tegas Teddy.
Jika akhirnya Tesla memilih berinvestasi ke Malaysia, maka Indonesia akan menghormati keputusan itu. Namun sebaliknya, Tesla juga harus menghormati jika Indonesia tidak mau dipaksa untuk menyuplai nikel untuk mereka.
Murianews, Jakarta – Indonesia tak bisa dipaksa suplai Nikel ke Tesla. Sikap ini dinilai wajar setelah Tesla, perusahaan pengembang kendaraan listrik dunia memilih berinvestasi ke Malaysia.
Tesla tentu punya pemikiran sendiri untuk tidak melakukan investasi di Indonesia. Indonesia juga tidak bisa memaksa Elon Musk untuk Investasi di Indonesia. Begitupun Elon Musk, dia tidak bisa memaksa Indonesia untuk mensuplai nikel.
Keputusan Tesla yang malah memilih Malaysia untuk berinvestasi menimbulkan beragam tanggapan di tingkat Nasional. Ada yang menertawakan Jokowi terkait keputusan Tesla yang tidak menguntungkan Indonesia ini.
Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gunaidi menyebut hal ini bukanlah sebuah aib atau musibah. Indonesia sudah berusaha meyakinkan Tesla, namun jika tidak berhasil itu juga sesuatu yang wajar.
Menurut Teddy Gunaidi, seperti dilansir Medcom.id, Indonesia juga tidak boleh didikte oleh pihak Tesla setelah keputusan ini. Indonesia tidak mendikte Tesla dan sebaliknya Tesla juga tidak bisa medikte Indonesia.
"Yang dilakukan Jokowi pun bukan hal yang memalukan, itu bagian dari tugas beliau, menarik investor untuk meningkatkan perekonomian negara," jelasnya.
Teddy menambahkan kerja sama harus berdasar saling menguntungkan. Bukan justru merugikan salah satu pihak. Indonesia sendiri memiliki keunggulan sebagai negara pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.
Karena Tesla adalah pemain besar dunia untuk kendaraan listrik sedangkan Indonesia adalah penghasil nikel terbesar di dunia, maka wajar terjadi sebuah pembicaraan. Nikel adalah bahan utama untuk pembuatan baterai kendaraan listrik. Sehingga Jokowi turun tangan langsung.
"Jadi ini hal biasa, bukan hal yang memalukan. Apalagi awal 2024, Indonesia sudah mulai memproduksi baterai kendaraan listrik, memanfaatkan Nikel sendiri dan juga memproduksi sendiri mobil listrik. Kalau tidak ada yang mau kerjasama, ya kita buat sendiri," tegas Teddy.
Jika akhirnya Tesla memilih berinvestasi ke Malaysia, maka Indonesia akan menghormati keputusan itu. Namun sebaliknya, Tesla juga harus menghormati jika Indonesia tidak mau dipaksa untuk menyuplai nikel untuk mereka.