Untuk Lapangan Kerja Berkualitas, UMKM Harus Lakukan Hilirisasi Produk
Budi Santoso
Sabtu, 28 September 2024 10:05:00
Murianews, Jakarta – Hilirisasi produk penting dilakukan UMKM sebagai langkah strategis untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas. Pernyataan ini disampaikan Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, dalam sebuah acara di Jakarta baru-baru ini.
Teten Masduki menekankan pentingnya hilirisasi produk oleh UMKM sebagai langkah strategis untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas. Langkah harus dilakukan di tengah ancaman deindustrialisasi saat ini.
UMKM, menurut Teten Masduki tidak bisa hanya dipandang sebagai penghasil produk-produk olahan seperti kripik atau krupuk. Namun UMKM juga harus memiliki potensi yang jauh lebih besar.
UMKM menurutnya juga harus bisa menjadi pemasok bahan baku berkualitas bagi industri-industri besar. Baik industri yang ada di dalam negeri maupun luar negeri.
“Hilirisasi ini sekarang harus dilakukan UMKM. Pemerintah harus menyediakan teknologinya karena UMKM tidak punya,” kata Teten seperti dilansir dari Antara, Sabtu (28/9/2024).
Lebih jauh, Teten Masduki juga menyebbutkan perlunnya paradigma baru terhadap UMKM. Perannya tidak lagi sebagai penopang ekonomi keluarga, tetapi sudah harus menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus berperan dalam proses industrialisasi.
Kunci keberhasilan UMKM dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing adalah dengan mengadopsi teknologi modern. Sebagai contoh adalah UMKM kerajinan kulit di Garut yang telah mengalami peningkatan kualitas produk yang signifikan.
Pemerintah dalam hal ini sudah memfasilitasi pembangunan Rumah Produksi Bersama (RPB) yang dilengkapi dengan teknologi modern untuk UMKM Kerajinan kulit di Garut. Dampaknya mulai bisa dirasakan.
Pengolahan produksi minyak Nilam di Aceh juga menjadi salah satu contoh dalam hal ini. Pemerintah telah membangun fasilitas produksi bersama untuk UMKM pengolahan nilam di Aceh, dengan tujuan bisa meningkatkan nilai jualnya.
Nilam, atau yang lebih dikenal sebagai minyak patchouli, adalah salah satu komoditas penghasil minyak atsiri terbesar di dunia. Minyak nilam juga banyak digunakan dalam industri parfum.
Indonesia saat ini menjadi pemasok utama bahan baku parfum dunia dengan kontribusi sebesar 96 persen. Namun demikian, kualitas ekspor nilam disebut Teten Masduki masih belum optimal akibat keterbatasan teknologi.
“Jadi kita harus melihat UMKM sebagai wadah yang menyediakan lapangan kerja berkualitas. Harus ada kebijakan investasi yang ketat. Apabila (investor) industri manufaktur yang diharapkan dapat menyediakan lapangan kerja tidak datang, UMKM menjadi satu-satunya yang dapat menyediakan lapangan kerja,” ucap Teten.



