Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jakarta – Cadangan devisa Indonesia diperkirakan masih memiliki potensi peningkatan hingga akhir tahun ini.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, situasi peningkatan ini didorong oleh berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi ekonomi nasional.

Di satu sisi, potensi penurunan cadangan devisa dipengaruhi oleh risiko penurunan surplus perdagangan yang dapat memicu defisit transaksi berjalan, terutama dalam konteks penurunan harga komoditas.

Namun, di sisi lain, penerapan instrumen Term Deposit (TD) Valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) oleh Bank Indonesia (BI), yang bertujuan untuk menampung minimal 30 persen hasil ekspor selama 3 bulan di dalam negeri, diharapkan dapat mengendalikan cadangan devisa.

Josua Pardede juga mencatat ketidakpastian terkait kebijakan suku bunga oleh Federal Reserve (the Fed) di masa mendatang dapat berkurang pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan November 2023.

Ini berpotensi mengubah persepsi investor dan mendorong aliran modal masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

”Instrumen lain, yaitu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), juga diperkirakan dapat menarik aliran modal asing pada akhir tahun,” katanya mengutip Bisnis.com, Sabtu (7/10/2023).

Secara keseluruhan, Josua memperkirakan cadangan devisa Indonesia akan mencapai kisaran US$133 miliar hingga US$138 miliar pada akhir 2023.

Sementara itu, terkait nilai tukar rupiah, diperkirakan akan berada dalam kisaran Rp15.300 hingga Rp15.500 per dolar AS pada akhir tahun 2023.

Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada bulan September 2023 mengalami penurunan menjadi US$134,9 miliar dari sebelumnya US$137,1 miliar pada Agustus 2023.

Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sebagai respons terhadap meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global.

BI menyatakan meskipun terjadi penurunan, posisi cadangan devisa tersebut masih cukup kuat, setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta tetap berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Positifnya, posisi cadangan devisa pada September 2023 dinilai mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di Indonesia.

Komentar

Terpopuler