Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan jika beras mengalami inflasi tertinggi dalam lima tahun terakhir. Bahkan, pada bulan September 2023, beras memberikan kontribusi signifikan terhadap tingginya tingkat inflasi di negara ini.

”Pergerakan harga beras selama tahun 2019 hingga pertengahan tahun 2022 memang relatif terkendali. Namun, inflasi beras di bulan September 2023 memberikan kontribusi terhadap inflasi yang cukup tinggi,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengutip Investor.id, Jumat (13/10/2023).

Berdasarkan data BPS, inflasi beras secara bulanan pada September 2023 mencapai 5,61%. Sementara jika dilihat dari tahun ke tahun (year-on-year), beras mengalami inflasi sebesar 18,4%.

Amalia menjelaskan, kenaikan harga beras disebabkan oleh penurunan produksi yang terus berlanjut. Penurunan produksi ini diduga disebabkan oleh faktor musiman, seperti fenomena El Nino dan musim kemarau.

Selain itu, kenaikan harga beras juga dapat disebabkan oleh musim gadu. Sejak bulan Juni, sektor pertanian mengalami musim tanam tanpa pengairan.

Faktor eksternal juga memengaruhi kenaikan harga beras, di mana negara-negara produsen gabah dan beras seperti India, Thailand, dan Vietnam mulai menahan ekspor beras ke luar negeri.

Amalia mengatakan, data yang dihasilkan oleh BPS menunjukkan adanya penurunan produksi beras sejak Juni, yang berdampak pada penurunan pasokan dan peningkatan harga gabah.

”Selanjutnya, kenaikan harga beras terjadi di tingkat penggilingan, grosir, dan eceran, didukung oleh gangguan pasokan di tingkat global,” tambah Amilia.

Kenaikan harga beras juga berdampak pada pendapatan petani. Menurut data BPS, Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2023 mengalami kenaikan sebesar 2,5%. Peningkatan ini didorong oleh subsektor tanaman pangan yang mengalami kenaikan sebesar 4,54%.

Komentar

Terpopuler