Murianews, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat dalam pekan kedua November 2023, aliran modal asing yang beredar di Indonesia mencapai sebesar Rp 1,27 triliun.
Data transaksi pada 6 - 9 November 2023 menunjukkan jual neto sebesar Rp 1,59 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp 1,35 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 1,66 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, selama tahun 2023 atau berdasarkan data setelmen hingga 9 November 2023, nonresiden mencatat beli neto Rp 57,55 triliun di pasar SBN.
Jual neto di pasar saham tercatat sejumlah Rp 15,97 triliun, sementara beli neto di SRBI mencapai Rp 19,28 triliun.
Bank Indonesia juga mencatat nilai premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 9 November 2023 sebesar 83,78 bps, relatif stabil dibandingkan dengan 83,83 bps per 3 November 2023.
”Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” ungkapnya mengutip Kompas.com, Minggu (12/11/2023).
Di sisi lain, BI mencatat bahwa nilai tukar rupiah pada hari Kamis dibuka pada level Rp 15.650 per dolar AS dan ditutup pada Jumat di level Rp 15.670 per dolar AS.
Sementara itu, yield SBN 10 tahun pada hari Kamis berada di level 6,8 persen dan naik menjadi 6,81 persen pada Jumat.
Kemudian yield Treasury AS tenor 10 tahun pada hari Kamis, naik ke level 4,624 persen. Pergerakan ini menjadi sorotan dalam kondisi pasar keuangan yang dinamis.



