Rabu, 19 November 2025

Murianews, Banten – Omzet penjualan batik chanting pada saat Pandemi Covid-19, cenderung mengalami penurunan. Namun setelah pandemi berakhir, omzetnya pun kembali normal.

Omzet penjualan batik yang terus mengalami peningkatan adalah seperti halnya batik chanting khas Lebak, Banten. Per bulan, omzetnya pun tidak kurang dari Rp 250 juta.

”Sejak dua tahun terakhir, omzet penjualan relatif stabil mencapai Rp250 juta per bulan,” kata Apri (35) seorang pelaku batik chanting merek Pradana di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, dikutip dari Antara, Jumat (10/5/2024).

Menurutnya, permintaan batik chanting khas Lebak itu pun lebih banyak dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Lebak.  Tidak jarang pula pihaknya mendapatkan pesanan dari Pemerintah Provinsi Banten.

Apri mengatakan, penjualan batik selama dua tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan. Selain konsumen dari pemerintah, sekolah-sekolah dan BUMN juga turut membeli batik chanting khas lebak tersebut.

Hal ini yang membuat pengusaha batik chanting khas lebak kemudian semakin menggeliat. Sehingga, perekonomian masyarakat pun kian tumbuh.

Ia menambahkan, produksi batik chanting khas Lebak saat ini memiliki sebanyak 20 motif dari sebelumnya 12 motif.

Bertambahnya motif dan warna batik itu menunjukkan permintaan pasar cenderung meningkat, karena batik chanting khas Lebak itu menggambarkan filosofi kehidupan masyarakat Badui yang cinta terhadap alam.

Karena itu, Sebagian besar batik canting pun Sebagian besar menggunakan motif alam, seperti huma serta juga rumah pangan atau leuit dan potensi alam hasil perkebunan dan perikanan.

Adapun harga batik chanting ukuran panjang 2 meter dan lebar 120 sentimeter mulai Rp125.000 per kain dengan bahan baku katun, bahan baku sutera Rp700.000 per kain dan tenun Rp750.000 per kain.

”Kami terus berinovasi dengan menambah motif dan warna sebagai khas batik chanting dari Lebak,” katanya menjelaskan.

Komentar

Terpopuler