Selasa, 13 Mei 2025

Murianews, Jakarta – Pelaksanaan International Tourism Investment Forum (ITIF) 2024 di Jakarta berhasil menghasilkan lima penandatangan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU), dengan total nilai investasi sebesar Rp 862 miliar.

Lima kerja sama investasi tersebut yakni investasi Pengelolaan Taman Parapuar antara Labuan Bajo Flores Balai Besar Pariwisata (BPOLBF) dan PT. Eigerindo Multi Produk Industri; kerja sama investasi Penyediaan Tenaga Listrik di Labuan Bajo antara Badan Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan PT PLN (Persero) UIW NTT; dan MoU kerjasama Investasi Pemanfaatan Lake View yang Eksotis Aset Resor SR-08 antara Badan Pariwisata Danau Toba (BPODT) dan PT Agung Toba Nauli.

Hal itu disampaikan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam konferensi pers ITIF 2024, di Swissôtel PIK Avenue, Jakarta, Kamis (6/6/2024). ”Ini total investment-nya Rp 862 miliar, dan kalau total (investasi) dari kuartal pertama (tahun) 2024 yang sudah tercapai hampir 1 miliar dolar AS,” kata Sandiaga, dilansir dari laman Kemenparekraf, Jumat (7/6/2024).

Selain itu juga kerja sama investasi Pembangunan Kereta Gantung Wisata di Ciater antara PT. Kamara Citra Destinasi Indonesia, perwakilan Grup POMA, dan PT. Sari Bumi Mas (Grup Sari Ater); serta perjanjian untuk Investasi dalam Pembangunan Studio Alam Film Gamplong, antara JTA International Investment Holding dan Rombongan dengan Hanung Bramantyo.

Sandiaga juga menyebutkan beberapa hasil dalam gelaran ITIF 2024. Pertama, mengenai pertemuan dengan UN Tourism di mana mereka menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang pertama yang dalam waktu hampir bersamaan menyelenggarakan dua konferensi besar. Yaitu UN Tourism Conference on Women Empowerment di Bali dan selanjutnya ITIF di Jakarta.

”Bahwa mungkin inilah negara pertama yang mampu menyelenggarakan dan mereka memberikan apresiasi. Menunjukkan posisi Indonesia yang sangat diperhitungkan di kepariwisataan dunia,” terang Sandiaga.

Sandiaga juga melakukan pertemuan dengan perwakilan dari negara Tiongkok. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa akan ada pilot project yang akan digagas untuk satu destinasi.

Executive Director UN Tourism Natalia Bayona menyampaikan, bahwa Environmental Social Governance (ESG) telah menjadi salah satu isu terpenting yang dihadapi perusahaan di seluruh dunia saat ini. Menurutnya, ESG mengambil peran penting dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Komentar

Terpopuler