Cewek di Kudus Ini Sukses Jalani Bisnis Buket, Berawal dari Iseng
Murianews
Senin, 15 Juli 2024 16:04:00
Murianews, Kudus – Berawal dari iseng atau coba-coba, Umi Kulsum, warga Desa Pedurenan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, sukses merintis bisnis buket bunga.
Bisnis buket yang dia beri nama By Me itu dimulainya sejak Januari 2021 lalu, masih bertahan hingga kini. Usahanya itu ia bangun di rumahnya sendiri, di Desa Pedurenan.
Nama ’’By Me’’ itu diambil dari pesetan namanya sendiri, ’’Umi’’ yang kemudian diutak-atik menjadi By Mi. Tapi, kemudian nama itu ia ubah menjadi ’’By Me’’ yang artinya oleh saya.
Umi menceritakan, ide bisnis membuat buketnya itu datang saat tengah pergi bersama temannya. Kala itu, ia melihat temannya mendapat kado buket dari seseorang.
’’Kemudian, saya berfikir, ’kayaknya saya bisa buat buket deh’,’’ ujar Umi.
Apalagi, Umi juga menyukai bunga yang menjadi latar belakang untuk mantab membuka usaha itu. Kebetulan, mengoleksi bunga juga sesuai passion yang dimiliki.
Umi kemudian belajar membuat buket secara mandiri melalui youtube. Dari sana, ia kemudian mencoba membeli bahan-bahan membuat buket, dan merangkainya sesuai arahan di youtube.
Setelah jadi, Umi kemudian iseng membagikan hasil rangkaian buketnya itu di status WhatsApp miliknya. Tak disangka, statusnya direspon beberapa temannya yang kemudian memesan buket padanya.
Dari situlah, Umi kemudian ingin membuka usaha buketnya itu, serta mengembangkannya.
Dalam pembuatan buketnya itu, ia mendapatkan kendala. Salah satunya, stok bunga yang terbatas. Terutama pada warna-warna bunga yang best seller.
’’Karena sering kedahuluan oleh pengusaha lainnya,’’ ujarnya.
Banyaknya pesaing di bisnis pembuatan buket memang, menjadi tantangan tersendiri baginya. Belum lagi, ia menjalani bisnisnya seorang diri.
Umi pun terpaksa membatasi jumlah pesanan yang masuk, yakni hanya empat atau lima buah saja. Pesanan yang sesuai request pun tidak bisa langsung ready.
’’Jika harus ada yang sesuai request harus memesan terlebih dahulu sesuai waktu yang ditentukan,’’ katanya.
Penulis: Nurul Fatihah (Mahasiswa PPL IAIN Kudus)
Editor: Zulkifli Fahmi



