Jumat, 21 November 2025

Nasri mengaku keterampilan mengayam bambu itu didapat dari nenek buyutnya. Sama seperti dia, orang tuanya dulunya juga perajin anyaman bambu.

”Sudah turun temurun seperti ini,” ungkapnya.

Nasri dan perajin lain, seperti Resmi (57), menjual hasil anyaman mereka, baik berdasarkan pesanan maupun menjualnya di pasar tradisional, seperti Pasar Kunduran.

Mereka mengakui persaingan dari produk pabrikan, namun belakangan produk anyaman bambu kembali banyak diminati seiring tren gaya hidup berkelanjutan dan keinginan warga untuk menggunakan produk alami.

Harga yang ditawarkan pun tergolong terjangkau, berkisar antara Rp 7.500 hingga Rp 15.000 per buah.

Untuk menjaga tradisi, Pemerintah Desa bersama pihak terkait mulai berupaya memotivasi anak muda dengan memberikan pelatihan keterampilan khusus kepada siswa SD di wilayah setempat.

Harapannya, sentra kerajinan anyaman bambu Sumurboto dapat berkembang menjadi salah satu ikon unggulan Blora.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Terpopuler