Inspirasi Muslim
Kisah Sukses Titis Bowo, Pemilik EO di Grobogan yang Hobi Ngaji
Saiful Anwar
Kamis, 4 April 2024 09:13:00
Murianews, Grobogan – Pemilik Even Organizer (EO) terkemuka di Grobogan, Jawa Tengah ini menjadikan nilai-nilai agama sebagai landasan hidupnya. Di sela kesibukannya mengonsep berbagai acara, dia tak pernah melupakan mengaji Alquan dan salat Duha.
Nama pengusaha muda ini Titis Bowo Eko Prasetyo (38). Selain menjadi Direktur Sultan Even Organizer, dia juga merupakan Ketua Umum Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Grobogan 2023-2026.
Alumnus Sastra Jepang di Univesitas Gajah Mada (UGM) pada 2006 ini bercerita, dia mendirikan Sultan EO pada 2014 lalu. Saat itu, dirinya masih merupakan karyawan di sebuah bank swasta.
”Saya di bank sejak 2010 sampai 2015. Jadi, sekitar 1,5 tahun sebelum resign, saya mulai mendirikan Sultan. Waktu itu saya langsung mengurus badan hukumnya, dan rekrut satu karyawan untuk operasional,” ungkapnya kepada Murianews.com, Rabu (3/4/2024) kemarin.
Titis mengaku terpikir untuk mendirikan EO karena sempat menjadi personel EO di Jogjakarta usai lulus kuliah. Dari situ, dia bahkan baru tahu bahwa EO ternyata bisa menjadi pekerjaan untuk hidup.
”Setelah lulus sempat ngajar (pemateri kursus) bahasa Jepang untuk pramugari, kemudian ikut EO selama dua tahun. Dari situ baru tahu, ternyata EO bisa jadi pekerjaan yang menjanjikan. Meskipun bapak saya sebenarnya fotografer, dekor, dan ibu perias,” ucap dia.
Nama Sultan sendiri diambilkan dari nama anak sulungnya. Tentu, ada makna baik di balik pemilihan nama itu.
”Itu nama anak saya. Tentu harapannya semoga berkah, semoga yang baik-baik,” kata Titis.
Bapak empat anak itu mengaku baru mendapatkan job pertama sekitar satu bulan setelah pendirian Sultan. Perlahan namun pasti, berbagai acara dari yang kecil hingga dengan audien ribuan, sukses diselenggarakannya.
”Job pertama itu satu bulan setelah pendirian. Dulu job pertama itu acara ulang tahun. Kemudian berikut-berikutnya ada pameran, ke wedding (pernikahan), dan banyak acara lainnya. Rata-rata sekarang ini 12 sampai 20 even per bulan. Kalau sejak berdiri sampai sekarang sudah lebih dari seribu even,” tutur Titis yang kini menempuh pendidikan S1 Sastra Inggris di Unissula Semarang itu.
Even reguler yang digelarnya yakni wedding atau pernikahan. Sedangkan even lain yang juga cukup sering digelarnya yakni wisuda hingga kunjungan kerja pejabat. Dia mengaku sejak awal hanya memanfaatkan nasabah bank tempatnya bekerja untuk pemasaran. Dia aktif menawarkan EO-nya kepada nasabah.
”Koneksinya saya memanfaatkan nasabah. Saya tawarin, kalau ada even pak, saya punya EO. Dari situ kemudian banyak yang tahu,” terangnya.
Menyelenggarakan even, kata sosok yang juga biasa menjadi MC itu, yang tersulit yakni ketika pengambil keputusan tidak di tangan satu orang. Ia pernah mendapatkan klien yang banyak memberikan masukan, namun sulit untuk direalisasikan.
”Ada even yang sulit, saat itu klien banyak memberikan ide yang kadang kala tidak realistis. Memang menjadi tantangan tersendiri buat kami untuk memberikan yang terbaik. Kalau even pemerintahan, selama pembuat kebijakannya satu, itu mudah,” paparnya.
Even terbesar yang diselenggarakannya yakni penyerahan SK bagi 2600-an PPPK di gedung Dewi Sri Purwodadi pada Selasa (2/2/2024) lalu. Menurut Titis, itu pertama kalinya dirinya melibatkan personel sekitar 25 orang untuk sebuah even.
”Yang terbesar itu yang kemarin itu di Dewi Sri. Itu pertama kali melibatkan banyak personel. Dan kemarin itu dari nol, semuanya dari kami,” katanya.
Titis mengaakan, Sultan EO memiliki sekitar 60 personel. Mereka, sebagian yakni mahasiswa, para pekerja swasta, dan para freelancer yang bisa dipanggil sewaktu-waktu.
”Kalau total semua, ada 60 orang. Mereka tidak ada yang SMA, minimal mahasiswa. Ada yang sudah kerja, ada yang punya usaha kecil-kecilan, yang mereka bisa dipanggil saat dibutuhkan. Mereka ini punya keahlian masing-masing, jadi bergantung job-nya nanti seperti apa, kami tinggal panggil,” paparnya.
Di sela kesibukannya menyiapkan even dan menjalankannya, Titis mengaku tak pernah lupa kepada Sang Khalliq. Pada setiap Ramadan, dia selalu mengkhatamkan Alquran. Selain itu, dia juga sering salat Duha.
Dalam program kerjanya sebagai Ketua Hipmi Grobogan, Titis juga memberikan perhatian lebih kepada pesantren. Dia mengaku unit usaha di pondok pesantren akan menjadi salah satu fokus program kerjanya. Sebab, masih banyak pesantren yang mengandalkan iuran dari wali santri dan sumbangan dalam pengembangannya.
”Di Grobogan ada banyak pesantren, khususnya yang belum besar, yang belum memiliki unit usaha. Saya ingin agar di pesantren ada unit usaha yang bisa membantu memberdayakan pesantren,” kata dia saat pelantikan pada akhir 2023 lalu.
Editor: Supriyadi




