Kamis, 13 Februari 2025

Murianews, Pati – Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Pati, Jawa Tengah mulai terdampak inflasi. Hal ini ditandai dengan omzet yang merosot akibat turunnya daya beli masyarakat. 

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Kelompok UMKM Pati (Kupat) Yuli Sanjoto. Kelompoknya merasakan daya beli masyarakat menurun dengan adanya inflasi.

”Inflasi terasanya daya beli masyarakat menurun. Pameran di mana-mana tidak seperti dulu. Penurunan masih separonan,” ujar Yuli. 

Sebelum terjadi inflasi atau sebelum pandemi Covid-19, pelaku UMKM yang tergabung dalam Kupat mendapatkan omzet Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta setiap ada pemeran. Namun saat ini, untuk mendapatkan Rp 500 ribu saja sulit saat pameran. 

”Jualan di bazar biasanya bisa mencapai Rp 1 juta. Sekarang Rp 500 ribu sudah bagus. Kendalanya kalau berbayar, kalau dulu berbayar Rp 2 ratusan masih diperhitungkan. Tapi sekarang takut tekor. Belum biaya angkutnya,” ungkap dia. 

Ia mengatakan, penurunan omset ini sebenarnya bisa diakali dengan memanfaatkan dunia digital. Menurutnya, dengan menggunakan Electronic Commerce atau e-commerce, pelaku UMKM bisa menaikkan UMKM. 

”Kalau bisa move on digital bisa mendongkrak penghasilan,” kata dia. 

Tapi, kebanyakan pelaku UMKM di Kabupaten Pati kesulitan beralih dari jual-beli konvensional menjadi jual-beli digital. Terutama pelaku UMKM yang kurang menguasai dunia digital. 

”Anggota kami 350. dengan berbagai jenis usaha. Semua segi usaha. Mereka produsen. Bukan reseller. Tapi tak lebih dari 40 persen anggota kami yang memanfaatkan dunia digital. Masih separuh lebih yang belum,” pungkas dia. 

Editor: Supriyadi

Komentar

Terpopuler