Bisnis Jasa Pengiriman Barang di Kudus Diklaim Masih Cuan
Vega Ma'arijil Ula
Senin, 19 Agustus 2024 12:58:00
Murianews, Kudus – Bisnis jasa pengiriman barang di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah diklaim masih cuan. Karyawan Tiki Cabang Kudus, Rismawan Yulianto mengatakan, hobi berbelanja masyarakat berdampak langsung ke banyaknya orderan jasa ekspedisi pengiriman barang.
Rismawan menyebut setiap harinya ada barang masuk ke Kabupaten Kudus. Barang yang berasal dari Kabupaten Kudus ke luar Kota Kretek juga mencapai ribuan. Kebanyakan barang tersebut merupakan produk belanjaan seperti pakaian dan sepatu.
”Setiap hari pasti ada terus. Apalagi kalau ada promo belanja, peminatnya pasti lebih banyak lagi,” katanya, Senin (19/8/2024).
Ia menilai, para konsumen tidak keberatan dengan biaya ongkos kirim produk belanjaan tersebut. Terlebih biayanya hanya berkisar Rp 6 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram untuk area dalam Kabupaten Kudus.
”Untuk pengiriman dari Kabupaten Kudus ke daerah lain, biaya ongkos kirimnya menyesuaikan jarak. Seperti Kabupaten Kudus ke Papua itu per kilogramnya di Tiki Rp 110 ribu per kilogram,” sambungnya.
Dirinya menilai jasa pengiriman barang masih cuan hingga beberapa tahun ke depan. Terlebih masih banyak platform belanja online di era saat ini.
”Harapan kami tentunya jasa ekspedisi ke depannya samakin ramai,” imbuhnya.
Dosen Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kudus, Jawa Tengah, Nor Hadi menyampaikan, euforia konsumsi barang online dari masyarakat saat ini tergolong banyak. Alhasil, menurutnya jasa ekspedisi pengiriman barang kebanjiran orderan
”Euforia belanja online saat ini tidak hanya dilakukan masyarakat perkotaan saja. Melainkan juga masyarakat di pedesaan. Akhirnya jasa pengiriman barang ikut ramai,” katanya, Senin (19/8/2024).
Ditambah lagi menurut dia anak-anak juga semakin banyak yang memanfaatkan belanja online. Mereka cukup menggunakan ponsel dan langsung memesan produk belanja yang diinginkan.
Dirinya menyebut gaya hidup masyarakat saat ini sudah bergeser. Sebab, masyarakat lebih senang dengan memesan barang secara online.
”Jasa pengiriman barang masih survive. Hanya pasti ada efek juga ke pasar tradisional dan toko grosir yang pasti terdampak menjadi sepi,” imbuhnya.
Editor: Cholis Anwar



