Selain metode pembayaran yang aneh, ada juga oknum penjual yang meminta pembayaran di muka. Penting bagi pengguna atau pembeli untuk tidak menerima pembayaran di muka, terutama jika pengguna berencana melakukan penjemputan lokal.
Bisa jadi, mereka adalah komplotan penipu yang siap untuk mencari mangsanya. Karena, kemungkinan besar barang yang dijanjikan tak akan datang dan mereka hilang bak ditelan bumi.
Namun, bila pengguna terpaksa melakukan pembayaran di muka dan bertemu secara langsung, cari lah tempat pertemuan yang umum atau ramai dan gunakan pembayaran secara elektronik.
Pada dasarnya penipu selalu menggunakan teknik umpan dan pengalihan. Tujuannya untuk memikat calon korbannya untuk membeli produk mereka.
Biasanya, mereka memasang dagangan di lapak dengan menyebutkan bila produk tersebut berkualitas tinggi. Tak jarang, mereka memasang harga yang pantas, bahkan di bawah harga aslinya.
Padahal, bisa jadi barang tersebut tidak ada, dan justru akan memberikan produk yang berbeda. Bahkan, barang yang didapatkan jauh dari yang dibayangkan sebelumnya.
Murianews, Kudus – Kejahatan penipuan selalu mengintai korbannya. Tak terkecuali di aktivitas jual beli online atau secara daring.
Dengan kemajuan tekonologi, tentunya aktivitas jual beli secara daring tak luput dari kebiasaan sehari-hari. Selain memudahkan, pembeli juga bisa mencari barang incaran dengan harga miring.
Sejumlah platform media sosial pun telah menyediakan Marketplace atau lapak jualan secara daring. Baik Facebook dan TikTok. Ada juga platform jual beli online, di antaranya Shopee, Tokopedia, Blibli, dan Lazada.
Meski sejumlah platform tersebut, menjamin keamanan berbelanja, namun masih saja ada pelaku kejahatan yang memperdaya korbannya. Sebab, menghindari penipuan seperti ini cukup sulit.
Berikut lima penipuan yang umum terjadi di lapak jual beli online, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:
-
Akun palsu
Ada baiknya, sebelum membeli, periksa dulu akun yang digunakan penjual di Marketplace. Periksa berapa lama akun tersebut ada. Periksa juga foto profilnya.
Jika akun penjual relatif baru, tidak menampilkan foto profil yang benar, penuh dengan kesalahan ejaan, ini adalah tanda bahaya.
Jika pengguna tidak mempercayai profil dari lapak tersebut, jangan pernah membuat kesepakatan dengan mereka.
-
Menggunakan Metode Pembayaran yang Aneh
Terkadang, ada oknum penjual yang meminta pembeli untuk menggunakan metode pembayaran yang aneh atau di luar dari sistem yang ditetapkan.
Bahkan, mereka mengancam akan menahan barang yang dibelinya bila tidak menggunakan metode pembayaran sesuai yang diinginkan. Jadi hati-hati bila bertransaksi dengan metode pembayaran yang aneh. Bisa jadi, itu adalah pelaku penipuan.
-
Meminta Pembayaran di Muka
Selain metode pembayaran yang aneh, ada juga oknum penjual yang meminta pembayaran di muka. Penting bagi pengguna atau pembeli untuk tidak menerima pembayaran di muka, terutama jika pengguna berencana melakukan penjemputan lokal.
Bisa jadi, mereka adalah komplotan penipu yang siap untuk mencari mangsanya. Karena, kemungkinan besar barang yang dijanjikan tak akan datang dan mereka hilang bak ditelan bumi.
Namun, bila pengguna terpaksa melakukan pembayaran di muka dan bertemu secara langsung, cari lah tempat pertemuan yang umum atau ramai dan gunakan pembayaran secara elektronik.
-
Umpan dan pengalihan
Pada dasarnya penipu selalu menggunakan teknik umpan dan pengalihan. Tujuannya untuk memikat calon korbannya untuk membeli produk mereka.
Biasanya, mereka memasang dagangan di lapak dengan menyebutkan bila produk tersebut berkualitas tinggi. Tak jarang, mereka memasang harga yang pantas, bahkan di bawah harga aslinya.
Padahal, bisa jadi barang tersebut tidak ada, dan justru akan memberikan produk yang berbeda. Bahkan, barang yang didapatkan jauh dari yang dibayangkan sebelumnya.
-
Barang palsu
Barang palsu, merupakan penipuan yang paling umum terjadi di Marketplace atau lapak jual beli secara daring. Biasanya, pelaku akan menjual produk dengan harga yang jauh lebih murah dari biaya yang seharusnya.
Misalkan, menjual ponsel, bila di lapak resminya dijual dengan harga Rp 15 juta. Maka, bila ada lapak yang menjualnya hanya seharga Rp 1,5 juta, maka perlu diwaspadai, barang tersebut kemungkinan besar palsu.
Jika produk dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada biaya yang seharusnya, maka ada alasan kuat untuk merasa mencurigainya. Untuk menghindarinya, mintalah nomor seri, gambar tambahan, dan bukti-bukti lainnya.
Sebab, banyak barang palsu yang terlihat hampir sama dari aslinya dan sulit dibedakan. Dalam hal ini, pastikan pengguna membeli dari seseorang yang memiliki riwayat terverifikasi, ulasan bagus, dan menjamin pesanan dengan pengembalian tanpa kerumitan.