Harga Emas Diprediksi Terus Melejit hingga 2025
Zulkifli Fahmi
Jumat, 13 September 2024 23:55:00
Murianews, Jakarta – Harga emas diprediksi terus naik hingga 2025 mendatang, meski sempat mengalami koreksi di beberapa bulan terakhir. Prediksi itu diungkapkan Analis broker Octa Kar Yong Ang.
’’Secara keseluruhan, kami melihat gambaran yang beragam. Pada dasarnya, emas 'patut dibeli', tetapi faktor teknis menunjukkan bahwa koreksi jangka pendek mungkin akan terjadi,’’ kata Kar Yong Ang, di Jakarta, Jumat (23/9/2024).
Meski sempat ada kemunduran sementara, harga emas terus bergerak lebih tinggi pada Agustus. Bahkan harganya sempat menembus rekor tertinggi, yakni 2.531 dolar AS per ounce.
Menurutnya, longgarnya kebijakan moneter global menjadi salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas. Bank sentral di seluruh dunia, termasuk Federal Reserve AS, diperkirakan menurunkan suku bunga secara signifikan dalam beberapa kuartal ke depan.
Mengutip dari Antara, kondisi itu, akan mengurangi biaya peluang untuk memiliki emas, sehingga meningkatkan daya tarik logam mulia ini.
Ketidakstabilan politik global, seperti konflik Timur Tengah dan Eropa Timur, juga memberikan dampak kenaikan harga emas. Dalam situasi ketidakpastian geopolitik, emas sering kali dianggap sebagai aset yang aman atau safe haven.
’’Sampai ada jalan yang jelas menuju stabilitas, investor akan lebih memilih untuk berhati-hati dan hanya akan membeli emas 'untuk berjaga-jaga’,’’ kata dia lagi.
Kar Yong Ang mengatakan, permintaan emas dari negara-negara konsumen utama seperti China dan India, juga diperkirakan tetap kuat. Bahkan, Pemerintah India, telah memotong bea impor emas dan perak dari 15 persen menjadi 6 persen guna mendukung konsumsi selama musim perayaan.
Dengan beragam faktro bullish yang mendukung, emas diprediksi terus menarik minat investor hingga 2025. Harga emas pun diyakininya akan menyentuh angka 2.600 dolar AS dan bahkan, dapat bergerak ke 3.000 dolar AS pada 2025.
Kendati demikian, Kar Yong Ang mewanti-wanti para investor untuk waspada pada potensi volatilitas pasar dalam jangka pendek. Salah satunya persaingan dengan Bitcoin yang dapat mempengaruhi harga emas.
Meski emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor konservatif, Bitcoin mulai menarik perhatian sebagai alternatif. Namun, pergerakan harga Bitcoin yang lebih volatil dibandingkan emas membuat emas tetap lebih stabil sebagai aset lindung nilai.
’’Hubungan ini terlihat jelas di bulan Agustus, ketika emas naik 2,2 persen sementara harga Bitcoin turun 8,5 persen,’’ ujarnya pula.
Murianews, Jakarta – Harga emas diprediksi terus naik hingga 2025 mendatang, meski sempat mengalami koreksi di beberapa bulan terakhir. Prediksi itu diungkapkan Analis broker Octa Kar Yong Ang.
’’Secara keseluruhan, kami melihat gambaran yang beragam. Pada dasarnya, emas 'patut dibeli', tetapi faktor teknis menunjukkan bahwa koreksi jangka pendek mungkin akan terjadi,’’ kata Kar Yong Ang, di Jakarta, Jumat (23/9/2024).
Meski sempat ada kemunduran sementara, harga emas terus bergerak lebih tinggi pada Agustus. Bahkan harganya sempat menembus rekor tertinggi, yakni 2.531 dolar AS per ounce.
Menurutnya, longgarnya kebijakan moneter global menjadi salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas. Bank sentral di seluruh dunia, termasuk Federal Reserve AS, diperkirakan menurunkan suku bunga secara signifikan dalam beberapa kuartal ke depan.
Mengutip dari Antara, kondisi itu, akan mengurangi biaya peluang untuk memiliki emas, sehingga meningkatkan daya tarik logam mulia ini.
Ketidakstabilan politik global, seperti konflik Timur Tengah dan Eropa Timur, juga memberikan dampak kenaikan harga emas. Dalam situasi ketidakpastian geopolitik, emas sering kali dianggap sebagai aset yang aman atau safe haven.
’’Sampai ada jalan yang jelas menuju stabilitas, investor akan lebih memilih untuk berhati-hati dan hanya akan membeli emas 'untuk berjaga-jaga’,’’ kata dia lagi.
Kar Yong Ang mengatakan, permintaan emas dari negara-negara konsumen utama seperti China dan India, juga diperkirakan tetap kuat. Bahkan, Pemerintah India, telah memotong bea impor emas dan perak dari 15 persen menjadi 6 persen guna mendukung konsumsi selama musim perayaan.
Dengan beragam faktro bullish yang mendukung, emas diprediksi terus menarik minat investor hingga 2025. Harga emas pun diyakininya akan menyentuh angka 2.600 dolar AS dan bahkan, dapat bergerak ke 3.000 dolar AS pada 2025.
Kendati demikian, Kar Yong Ang mewanti-wanti para investor untuk waspada pada potensi volatilitas pasar dalam jangka pendek. Salah satunya persaingan dengan Bitcoin yang dapat mempengaruhi harga emas.
Meski emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor konservatif, Bitcoin mulai menarik perhatian sebagai alternatif. Namun, pergerakan harga Bitcoin yang lebih volatil dibandingkan emas membuat emas tetap lebih stabil sebagai aset lindung nilai.
’’Hubungan ini terlihat jelas di bulan Agustus, ketika emas naik 2,2 persen sementara harga Bitcoin turun 8,5 persen,’’ ujarnya pula.