Utang Luar Negeri Indonesia Tembus 396,4 Miliar Dolar AS

Ali Muntoha
Jumat, 15 September 2023 18:11:00


Murianews, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada bulan Juli 2023 menembus 396,4 miliar dolar AS. Jumlah utang ini mengalami kenaikan atau pertumbuhan sebesar 0,9 persen secara year on year (YoY).
Bank Indonesia juga mencatat utang luar negeri Indonesia itu mengalami kontraksi sebesar 1,5 persen (YoY) dibanding bulan sebelumnya.
Kepala Departeman Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan persnya, Jumat (15/9/2023) mengatakan kontraksi pertumbuhan utang luar negeri ini bersumber dari ULN sektor swasta.
”Perkembangan posisi ULN pada Juli 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global,” katanya.
Dari catatan Bank Indonesia jumlah utang luar negeri Indonesia yang mencapai 396,4 miliar dolar AS itu terdiri dari ULN pemerintah sebesar 193,2 miliar dolar AS, dan ULN sektor swasta sebesar 193,9 miliar dolar AS.
Pada Juli 2023, posisi utang luar negeri pemerintah tercatat sebesar 193,2 miliar dolar AS atau secara tahunan tumbuh 4,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,8% (yoy).
Perkembangan ULN tersebut antara lain dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung pembiayaan program dan proyek.
”Pemerintah terus berkomitmen untuk mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel, termasuk menjaga kredibilitas dalam pemenuhan kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu,” ujarnya.
Menurutnya, sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, utang luar negeri berperan penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas. Sehingga mampu menopang dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Sementara utang luar negeri swasta juga melanjutkan tren kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN swasta pada Juli 2023 tercatat sebesar 193,9 miliar dolar AS atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,9% (yoy). Kontraksi ini lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 5,8% (yoy).
”Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang mencatat kontraksi pertumbuhan lebih dalam sebesar 10,5% (yoy) dibandingkan dengan 9,1% (yoy) pada bulan sebelumnya,” terangnya.
Berdasarkan sektor ekonomi, utang luar negeri swasta terbesar bersumber dari sektor industri pengolahan; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; jasa keuangan dan asuransi; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,1% dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,6% terhadap total ULN swasta.
Baca Juga
Komentar
Trending Topic
Terpopuler
