Anak Muda Gunung Kidul Dilatih Jadi Barista
Budi Santoso
Kamis, 25 April 2024 18:01:00
Murianews, Kudus – Dispora Gunungkidul (Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul), Daerah Istimewa Yogyakarta, melatih 50 anak muda setempat menjadi barista. Mereka dilatih sebagai penyaji kopi untuk mendukung pengembangan pariwisata dan melahirkan wirausaha mandiri.
Sebanyak 50 orang anak muda ini mendapatkan pelatihan sebagai barista atau penyaji kopi. Pelatihan disampaikan oleh para ahli dari beberapa kalangan.
Kadispora Gunungkidul Supriyanto di Gunungkidul, mengatakan peserta pelatihan ini adalah anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sebanyak 20 orang. Kemudian juga dari karang taruna 20 orang, dan dari pondok pesantren 10 orang.
"Harapan kami anak muda memiliki inspirasi bagaimana mengolah kopi dan mengembangkan usaha kopi yang saat ini masih menjanjikan," kata Supriyanto.
Pelatihan yang diberikan meliputi teori tentang kewirausahaan yang mendatangkan narasumber dari perguruan tinggi. Kemudian juga pelatihan pengolahan dan penyajian kopi dari salah satu pemilik kafe di Gunungkidul.
Selain itu juga ada bantuan bagi para peserta untuk bisa mengembangkan ketrampilannya. Batuan itu berupa peralatan pengolahan kopi yang nilaiya sebesar Rp 1 juta.
"Globalisasi dan arus perubahan menuntut anak muda untuk kreatif, kami berharap pelatihan barista ini dapat menjadi bekal mereka meningkatkan perekonomian," tamah Supriyanto.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta berharap dengan pelatihan ini, anak-anak muda tersebut mampu menangkap peluang bisnis. Kopi saat ini menjadi trend dan memberi peluang usaha.
Selain itu, kopi juga bisa disajikan dalam banyak ragam menu dan bisa dikembangkan lagi. Dengan cita rasa terbaik, kopi bisa dijadikan sebagai komuditas yang potensial sebagai usaha.
"Saya ingin ada startup yang justru muncul dari Gunungkidul, ini tidak menutup kemungkinan datang dari peserta pelatihan kopi ini," kata Sunaryanta.
Sunaryanta juga menekankan, bahwa menjadi pengusaha yang andal butuh konsistensi diri. Karena itu, jika ditekuni, dikembangkan, dilakukan dengan telaten, usaha kopi juga akan bisa memberi hasil menjanjikan.
"Kopi ini sangat menjanjikan, apalagi di era digitalisasi kita bisa bebas membranding melalui media sosial," katanya.
Pemkab Gunung Kidul sendiri juga sudah bekerja sama dengan UGM dalam upaya pengembangan tanaman kopi. Di Gunungkidul kopi sudah mulai dikembangkan, salah satunya di Kapanewon Nglipar dan Ngawen.
Murianews, Kudus – Dispora Gunungkidul (Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul), Daerah Istimewa Yogyakarta, melatih 50 anak muda setempat menjadi barista. Mereka dilatih sebagai penyaji kopi untuk mendukung pengembangan pariwisata dan melahirkan wirausaha mandiri.
Sebanyak 50 orang anak muda ini mendapatkan pelatihan sebagai barista atau penyaji kopi. Pelatihan disampaikan oleh para ahli dari beberapa kalangan.
Kadispora Gunungkidul Supriyanto di Gunungkidul, mengatakan peserta pelatihan ini adalah anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sebanyak 20 orang. Kemudian juga dari karang taruna 20 orang, dan dari pondok pesantren 10 orang.
"Harapan kami anak muda memiliki inspirasi bagaimana mengolah kopi dan mengembangkan usaha kopi yang saat ini masih menjanjikan," kata Supriyanto.
Pelatihan yang diberikan meliputi teori tentang kewirausahaan yang mendatangkan narasumber dari perguruan tinggi. Kemudian juga pelatihan pengolahan dan penyajian kopi dari salah satu pemilik kafe di Gunungkidul.
Selain itu juga ada bantuan bagi para peserta untuk bisa mengembangkan ketrampilannya. Batuan itu berupa peralatan pengolahan kopi yang nilaiya sebesar Rp 1 juta.
"Globalisasi dan arus perubahan menuntut anak muda untuk kreatif, kami berharap pelatihan barista ini dapat menjadi bekal mereka meningkatkan perekonomian," tamah Supriyanto.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta berharap dengan pelatihan ini, anak-anak muda tersebut mampu menangkap peluang bisnis. Kopi saat ini menjadi trend dan memberi peluang usaha.
Selain itu, kopi juga bisa disajikan dalam banyak ragam menu dan bisa dikembangkan lagi. Dengan cita rasa terbaik, kopi bisa dijadikan sebagai komuditas yang potensial sebagai usaha.
"Saya ingin ada startup yang justru muncul dari Gunungkidul, ini tidak menutup kemungkinan datang dari peserta pelatihan kopi ini," kata Sunaryanta.
Sunaryanta juga menekankan, bahwa menjadi pengusaha yang andal butuh konsistensi diri. Karena itu, jika ditekuni, dikembangkan, dilakukan dengan telaten, usaha kopi juga akan bisa memberi hasil menjanjikan.
"Kopi ini sangat menjanjikan, apalagi di era digitalisasi kita bisa bebas membranding melalui media sosial," katanya.
Pemkab Gunung Kidul sendiri juga sudah bekerja sama dengan UGM dalam upaya pengembangan tanaman kopi. Di Gunungkidul kopi sudah mulai dikembangkan, salah satunya di Kapanewon Nglipar dan Ngawen.