OJK Pacu Akses Permodalan untuk UMKM
Cholis Anwar
Sabtu, 15 Juli 2023 07:56:00
Murianews, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengambil langkah percepatan dalam mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui Securities Crowdfunding (SCF). Skema ini disebut sebagai solusi alternatif bagi para pelaku UMKM yang membutuhkan permodalan, terutama bagi mereka yang belum mendapatkan dukungan dari lembaga keuangan konvensional.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menjelaskan, SCF memberikan solusi terhadap tantangan permodalan yang dihadapi oleh UMKM.
”Platform ini memungkinkan UMKM yang belum bankable untuk mendapatkan akses permodalan yang mereka butuhkan melalui jalur yang lebih inklusif dan efisien,” terang Inarno mengutip Bisnis.com, Sabtu (15/7/2023).
Di wilayah Bali, SCF telah berhasil menjangkau 11 pelaku UMKM melalui 5 penyelenggara, dengan jumlah investor mencapai 5.025 pemodal dan total dana yang terhimpun sebesar Rp24,03 miliar.
Data yang diperoleh hingga tanggal 7 Juli 2023 menunjukkan bahwa telah ada 16 penyelenggara SCF yang mendapatkan izin dari OJK. Dalam periode tersebut, tercatat 423 Penerbit dan 156.632 pemodal, dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp911,35 miliar.
Gubernur Bali, Wayan Koster, menyambut baik langkah ini sebagai opsi penting bagi UMKM dalam mencari permodalan. Selain pendidikan dan pelatihan, akses mudah terhadap permodalan juga menjadi faktor kunci bagi pertumbuhan UMKM.
”Dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah, terutama melalui sektor UMKM, Pemerintah Provinsi Bali terus melakukan kolaborasi dan sinergi dengan OJK serta seluruh pemangku kepentingan terkait,” terang Wayan Koster.
Bali memiliki enam sektor unggulan, di antaranya adalah sektor pertanian yang meliputi peternakan dan perkebunan dengan sistem pertanian organik, sektor kelautan dan perikanan, serta sektor industri manufaktur dan industri berbasis budaya branding Bali.
Pemerintah Provinsi Bali juga mendorong pertumbuhan sektor industri kecil menengah (IKM), UMKM dan koperasi, sektor ekonomi kreatif dan digital, serta sektor pariwisata.
Dengan adanya upaya ini, diharapkan UMKM di Bali dapat memperoleh akses permodalan yang lebih mudah dan berkelanjutan, sehingga mampu mengembangkan usahanya secara berkesinambungan dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi daerah.
Murianews, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengambil langkah percepatan dalam mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui Securities Crowdfunding (SCF). Skema ini disebut sebagai solusi alternatif bagi para pelaku UMKM yang membutuhkan permodalan, terutama bagi mereka yang belum mendapatkan dukungan dari lembaga keuangan konvensional.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menjelaskan, SCF memberikan solusi terhadap tantangan permodalan yang dihadapi oleh UMKM.
”Platform ini memungkinkan UMKM yang belum bankable untuk mendapatkan akses permodalan yang mereka butuhkan melalui jalur yang lebih inklusif dan efisien,” terang Inarno mengutip Bisnis.com, Sabtu (15/7/2023).
Di wilayah Bali, SCF telah berhasil menjangkau 11 pelaku UMKM melalui 5 penyelenggara, dengan jumlah investor mencapai 5.025 pemodal dan total dana yang terhimpun sebesar Rp24,03 miliar.
Data yang diperoleh hingga tanggal 7 Juli 2023 menunjukkan bahwa telah ada 16 penyelenggara SCF yang mendapatkan izin dari OJK. Dalam periode tersebut, tercatat 423 Penerbit dan 156.632 pemodal, dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp911,35 miliar.
Gubernur Bali, Wayan Koster, menyambut baik langkah ini sebagai opsi penting bagi UMKM dalam mencari permodalan. Selain pendidikan dan pelatihan, akses mudah terhadap permodalan juga menjadi faktor kunci bagi pertumbuhan UMKM.
”Dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah, terutama melalui sektor UMKM, Pemerintah Provinsi Bali terus melakukan kolaborasi dan sinergi dengan OJK serta seluruh pemangku kepentingan terkait,” terang Wayan Koster.
Bali memiliki enam sektor unggulan, di antaranya adalah sektor pertanian yang meliputi peternakan dan perkebunan dengan sistem pertanian organik, sektor kelautan dan perikanan, serta sektor industri manufaktur dan industri berbasis budaya branding Bali.
Pemerintah Provinsi Bali juga mendorong pertumbuhan sektor industri kecil menengah (IKM), UMKM dan koperasi, sektor ekonomi kreatif dan digital, serta sektor pariwisata.
Dengan adanya upaya ini, diharapkan UMKM di Bali dapat memperoleh akses permodalan yang lebih mudah dan berkelanjutan, sehingga mampu mengembangkan usahanya secara berkesinambungan dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi daerah.