Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengaku ketar-ketir dengan adanya aplikasi lokapasar baru bernama Temu. Terlebih aplikasi tersebut dapat menghubungkan antara pabrik di China dengan konsumen di Indonesia.

”Dalam satu kesempatan di Jakarta hari Senin lalu, saya mengkhawatirkan adanya satu lagi aplikasi digital cross-border yang akan masuk ke pasar kita, dan ini mungkin lebih dahsyat daripada TikTok, karena menghubungkan factory direct kepada konsumen,” ungkap Teten dikutip dari Antara, Selasa (11/6/2024).

Teten mengatakan, aplikasi Temu yang berasal dari China, telah masuk ke 58 negara. Aplikasi ini terhubung dengan 80 pabrik di China dan memungkinkan produk-produknya langsung diterima oleh konsumen di seluruh dunia.

Keberadaan Temu dianggap lebih berbahaya daripada TikTok Shop karena tidak melibatkan reseller dan afiliator.

Menurutnya, hal ini dapat kembali mengancam pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang hanya mampu berproduksi dalam skala kecil. Sementara pabrikan di China memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk secara massal.

”Kalau dibandingkan dengan TikTok, Temu lebih berisiko karena tidak melibatkan reseller dan afiliator. Hal ini dapat mengancam lapangan kerja, mengurangi pendapatan UMKM, dan memengaruhi distribusi produk,” papar Teten.

Dalam konteks ini, Teten berharap Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang perizinan berusaha, periklanan, pembinaan, dan pengawasan pelaku usaha dalam perdagangan melalui sistem elektronik, dapat mengantisipasi masuknya aplikasi Temu.

”Meskipun kita memiliki regulasi dalam Permendag Nomor 31 Tahun 2023 yang melarang cross-border selling produk di bawah 100 dolar AS, saya hanya memberikan peringatan karena situasi ekonomi UMKM saat ini sedang menurun,” tambahnya.

Komentar

Terpopuler