Murianews, Jakarta – Pada perdagangan Kamis (13/6/2024), nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan.
Rupiah berhasil menguat sebesar 25 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.270 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada di Rp16.295 per dolar AS.
Menurut analis mata uang, Lukman Leong, keniakan rupiah ini setelah data inflasi AS dirilis lebih rendah dari perkiraan.
Lukman menambahkan, inflasi di AS pada bulan Mei stagnan dengan angka 0 persen, tidak sesuai dengan perkiraan yang memprediksi kenaikan sebesar 0,1 persen.
Sedangkan secara year on year (yoy), angka inflasi turun ke 3,4 persen dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 3,5 persen.
”Data ini membuat rupiah menguat terhadap dolar AS,” ungkap Lukman dikutip dari Antara, Kamis (13/6/2024).
Namun demikian, optimisme ini sedikit dibayangi oleh pandangan Ketua bank sentral AS, Jerome Powell, dalam Federal Open Market Committee (FOMC).
Powell dianggap masih mempertahankan sikap yang cukup hawkish, yang dapat membatasi penguatan Rupiah.
Powell menegaskan, belum saatnya bagi AS untuk menurunkan suku bunga, dan kemungkinan penurunan hanya akan terjadi sekali pada 2024 sebesar 25 basis poin.
Meskipun demikian, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan peningkatan ke level Rp16.286 per dolar AS.



