Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menguat pada perdagangan Rabu (3/7/2024) setelah data inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan.

Pada awal perdagangan pagi ini, rupiah menguat 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.380 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.396 per dolar AS.

”Pada Mei 2024, inflasi PCE tumbuh sebesar 2,6 persen turun dari 2,7 persen pada April 2024 dan inflasi inti PCE juga menurun menjadi 2,6 persen dari sebelumnya 2,8 persen,” ujar analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri dikutip dari Antara, Rabu (3/7/2024).

Menurut Reny, penurunan inflasi tersebut memberikan sentimen positif bagi rupiah karena sudah sesuai dengan target bank sentral AS atau The Fed dalam Fed Guidance Juni 2024. Hal ini membuka kembali peluang penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Berdasarkan data CME Group, penurunan FFR terdekat diperkirakan akan terjadi pada pertemuan September 2024 dengan probabilitas sebesar 55 persen. Sementara itu, pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) terdekat pada Juli 2024 diprediksi masih akan mempertahankan FFR pada level 5,5 persen.

Saat ini, investor menunggu rilis pertemuan FOMC pada Kamis pekan ini untuk mendapatkan arah kebijakan The Fed yang lebih rinci. Selain itu, mereka akan mengantisipasi data sektor tenaga kerja AS yang akan dirilis pada akhir pekan ini.

Data nonfarm payrolls diprediksi sebesar 180 ribu, menurun dari sebelumnya sebesar 272 ribu, sementara tingkat pengangguran AS diperkirakan tetap sebesar 4 persen pada Mei 2024.

Secara teknis, dalam jangka pendek, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.200 per dolar AS hingga Rp16.400 per dolar AS. Pada perdagangan hari ini, Reny memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.375 per dolar AS hingga Rp16.435 per dolar AS.

Komentar

Terpopuler