Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Selasa (9/7/2024) dibuka melemah 46 poin.

Melansir dari Antara, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta turun 46 poin atau 0,29 persen menjadi Rp 16.304 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.258 per dolar AS.

Pelemahan rupiah ini disebabkan penantian data inflasi AS dan pernyataan pejabat bank sentral AS (The Fed) sepanjang pekan ini.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 08:56 WIB naik tipis 0,05 persen di angka 105,05, lebih tinggi dibandingkan posisi kemarin yang berada di angka 105.

Kendati demikian, Bank Indonesia (BI) optimis penguatan rupiah bisa sampai di bawah Rp 16.000 per dolar AS. BI memiliki setidaknya empat alasan utama untuk optimis. Pertama, penurunan Fed Fund Rate (FFR) yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun ini.

Kedua, penguatan imbal hasil portofolio Indonesia, termasuk Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Surat Berharga Negara (SBN).

Ketiga, fundamental ekonomi Indonesia yang baik, ditunjukkan oleh inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang solid. Keempat, dukungan pemerintah dalam menjaga stabilitas kurs. Dengan demikian, BI yakin rupiah dapat menguat ke depannya.

”Kami optimis nilai tukar rupiah akan terus menguat ke depannya. Sampai dengan akhir tahun, secara rata-rata rupiah akan berada di level Rp15.700-Rp16.100,” ujar seorang pejabat BI.

Namun, kekhawatiran pelaku pasar masih akan terjadi selama pekan ini, terutama terkait pidato dari pejabat The Fed serta data inflasi AS, baik Consumer Price Index (CPI) maupun Producer Price Index (PPI), yang masih dinantikan oleh pelaku pasar.

Komentar

Terpopuler