Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Kurs atau nilai tukar rupiah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (22/7/2024) dibuka melemah 44 poin atau 0,27 persen menjadi Rp 16.235 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.191 per dolar AS.

Pemelahan ini seiring dengan keputusan bank sentral China untuk memangkas suku bunga pinjaman. Kendati melemah, saat ini kondosi rupaih masih terkonsolidasi dengan baik.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan rupiah yang masih konsolidasi menunjukkan kesulitan untuk menguat terhadap dolar AS pekan ini. Kecuali data inflasi AS yang akan dirilis menunjukkan penurunan.

”Melihat pergerakan rupiah versus dolar AS yang masih konsolidasi, rupiah kelihatannya masih akan sulit menguat terhadap dolar AS pekan ini kecuali data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini menunjukkan penurunan,” kata Ariston dikutip dari Antara.

Ariston menjelaskan, keputusan bank sentral China untuk memangkas suku bunga pinjaman sebesar 10 basis poin dapat memberikan sentimen positif untuk aset berisiko, termasuk rupiah.

China berusaha mendorong kembali pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan belanja masyarakat dengan memangkas biaya kredit, yang diharapkan berdampak positif pada perekonomian negara-negara di kawasan.

”Keputusan bank sentral China untuk memangkas suku bunga pinjamannya sebesar 10 basis poin bisa memberikan sentimen positif untuk aset berisiko termasuk rupiah hari ini,” ujarnya.

Namun, di sisi lain, berita pengunduran diri Joe Biden dari pencalonan Presiden Amerika Serikat (AS) dapat mendorong penguatan dolar AS, karena meningkatkan peluang kemenangan Donald Trump. Kebijakan Trump yang pro-AS cenderung mendorong penguatan dolar AS ke depannya.

”Berita pengunduran diri Joe Biden dari pencalonan Presiden Amerika Serikat bisa mendorong penguatan dolar AS lagi, karena peluang kemenangan Trump makin besar. Kebijakan Trump yang pro AS akan mendorong penguatan dolar AS ke depannya,” jelas Ariston.

Ariston memproyeksikan potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp 16.220 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 16.150 per dolar AS.

Komentar