Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencatat penguatan pada awal perdagangan Selasa (19/11/2024).

Rupiah naik 54 poin atau 0,34 persen ke level Rp 15.803 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 15.857 per dolar AS. 

Penguatan ini seiring dengan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah pernyataan dovish dari Federal Reserve.

Analis mata uang Lukman Leong menjelaskan, koreksi dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi menjadi faktor utama penguatan rupiah. 

”Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi, ditambah imbal hasil obligasi AS turun setelah pernyataan dovish dari Goolsbee terkait prospek suku bunga,” ujar Lukman dikutip dari Antara.

Imbal hasil obligasi AS tercatat sebesar 4,41 persen, turun dari 4,49 persen. Hal ini terjadi menyusul pernyataan Presiden Federal Reserve Chicago, Austan Goolsbee, yang mengindikasikan potensi penurunan suku bunga pada tahun depan apabila inflasi tetap berada dalam target bank sentral. 

Goolsbee menyebut, penyesuaian kebijakan moneter dapat dilakukan untuk mendukung stabilitas ekonomi, dengan catatan inflasi terus terkendali. 

Untuk perdagangan hari ini, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.800 hingga Rp 15.900 per dolar AS. 

Komentar