Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan pada awal perdagangan Kamis (21/11/2024). Rupiah turun 43 poin atau 0,27 persen menjadi Rp 15.914 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 15.871 per dolar AS. 

Analis mata uang Finex, Brahmantya Himawan, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah ini dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik antara Ukraina dan Rusia. 

”Permintaan dolar AS meningkat karena menjadi mata uang safe haven di tengah memanasnya konflik Ukraina-Rusia, terlebih setelah Presiden Vladimir Putin kembali menyinggung penggunaan senjata nuklir,” kata Brahmantya dikutip dari Antara, Kamis (21/11/2024).

Ketegangan geopolitik mendorong arus modal menuju mata uang safe haven seperti dolar AS. Selain itu, kemenangan Donald Trump yang kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat juga menguatkan dolar AS melalui fenomena ”Trump Trade.” 

Menurut Brahmantya, pelemahan rupiah diperkirakan akan membuat nilai tukar berada pada kisaran Rp 15.900 hingga Rp 16.100 per dolar AS sepanjang hari ini. 

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI rate di level 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung 19-20 November 2024. Kebijakan ini bertujuan mendukung stabilisasi rupiah di tengah tekanan eksternal. 

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menggencarkan program hilirisasi pada enam komoditas pertanian strategis untuk menekan dominasi dolar AS. Enam komoditas tersebut adalah kelapa, cengkeh, sawit, lada, kakao, dan kopi. 

Hilirisasi diharapkan menciptakan nilai tambah hingga 20 kali lipat, memperbesar potensi ekspor, dan memperkuat posisi rupiah. Langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional. 

Komentar

Terpopuler