Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan pada perdagangan Rabu (12/3/2025). Rupiah dibuka melemah 34 poin atau 0,21 persen ke level Rp 16.443 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.409 per dolar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah dipengaruhi oleh kekhawatiran investor terhadap eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Kanada.

”Rupiah diperkirakan akan kembali melemah hari ini akibat kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump, yang menggandakan bea masuk baja dan aluminium Kanada dari 25 persen menjadi 50 persen,” ujar Lukman dikutip dari Antara.

Menanggapi kebijakan AS tersebut, pemerintah Kanada melakukan aksi balasan dengan menerapkan tarif sebesar 25 persen pada ekspor listrik ke AS, yang berdampak pada pasokan listrik ke beberapa negara bagian seperti Michigan, New York, dan Minnesota.

Selain faktor eksternal, rupiah juga mendapat tekanan dari sentimen negatif dalam negeri. Goldman Sachs Group Inc.

memproyeksikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia akan melebar hingga 2,9 persen pada 2025, lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 2,53 persen.

Goldman Sachs juga menurunkan peringkat obligasi negara tenor 10 dan 20 tahun menjadi neutral, serta menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight.

”Penurunan peringkat obligasi akan berdampak pada kenaikan imbal hasil obligasi, yang berpotensi memberikan tekanan tambahan terhadap rupiah,” tambah Lukman.

Para analis menilai risiko utama berasal dari kebijakan ekonomi Presiden Prabowo Subianto, yang mencakup realokasi anggaran, pembentukan dana kekayaan negara, serta ekspansi program perumahan untuk keluarga berpenghasilan rendah.

Komentar