Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juli menembus Rp 8.350,5 triliun. Jumlah ini jauh meningkat bila dibandingkan bulan Juni 2023 yang tercatat sebanyak Rp 3.666,1 triliun.

Uang beredar pada Juli 2023 tercatat tumbuh 6,4 persen year on year (YOY). Pertumbuhan itu lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 6,1 persen YOY.

Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia dalam keterangan persnya Senin (28/8/2023) mengatakan, peningkatan uang beredar didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 9,4% (yoy).

Dilansir dari Bank Indonesia, Uang Kuasi atau quasi money adalah simpanan milik sektor swasta domestik pada bank umum dan BPR yang dapat memenuhi fungsi-fungsi uang, baik sebagai alat satuan hitung, alat penyimpan kekayaan, maupun alat pembayaran yang ditangguhkan, namun untuk sementara waktu kehilangan fungsinya sebagai alat tukar menukar.

Yang masuk dalam kategori uang uang kuasi adalah simpanan berjangka rupiah dan tabungan lainnya dalam rupiah, serta rekening-rekening milik swasta domestik dalam valuta asing (antara lain rekening giro dan simpanan berjangka dalam valuta asing). Dalam hal ini tidak termasuk giro valas, tabungan lainnya dan simpanan berjangka yang diblokir.

”Perkembangan uang beredar dalam artian luas pada Juli 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit,” katanya.

Penyaluran kredit pada Juli 2023 tercatat tumbuh sebesar 8,5% (yoy), meningkat dibandingkan dengan capaian pada bulan Juni 2023 sebesar 7,8% (yoy).

Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 9,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,1% (yoy).

”Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) terkontraksi sebesar 12,1% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 1,7% (yoy),” pungkasnya.

 

Komentar

Terpopuler