Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menyatakan kekhawatiran terhadap dampak ekonomi global, termasuk Indonesia, dari meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel.

Dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Jumat (26/4/2024), dia memaparkan jika konflik ini berpotensi menciptakan risiko yang signifikan bagi perekonomian dunia.

”Kondisi geopolitik yang semakin tegang menciptakan risiko spill over ke perekonomian global, termasuk Indonesia,” ujar Sri Mulyani dikutip dari Antara.

 Dia menambahkan, dampak ini bisa dirasakan dalam berbagai aspek seperti harga komoditas, nilai tukar mata uang, inflasi, dan suku bunga global yang dipengaruhi oleh Federal Funds Rate.

Salah satu efek langsung yang dirasakan oleh Indonesia adalah kenaikan harga minyak mentah dunia.

Sri Mulyani menekankan bahwa kenaikan ini telah mendorong harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.

”Harga minyak Brent sempat menembus US$90 per barel sebelum kembali turun ke bawah angka tersebut, dengan posisi terakhir di US$88 per barel,” terangnya.

Menurut data yang disampaikan, harga minyak Brent telah mengalami kenaikan sebesar 14,3 persen dari Januari hingga April 2024. Sedangkan minyak WTI menunjukkan kenaikan yang lebih tinggi yaitu 17,5 persen dalam periode yang sama.

”Kecenderungan kenaikan harga minyak yang tinggi ini dipicu oleh ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah,” jelas Sri Mulyani.

Menteri Keuangan juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi gangguan pada rantai pasok, terutama di sektor minyak dan gas.

”Kondisi ini dapat berdampak langsung pada APBN kita dan perekonomian secara umum, serta potensial menyebabkan tekanan inflasi,” pungkasnya.

Komentar