Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menyelenggarakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada tahun 2024 bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil survei ini memberikan gambaran tentang pemahaman dan akses masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan di Indonesia.

Dalam keterangan tertulis yang dirilis OJK pada Sabtu (3/8/2024), survei tersebut mengungkapkan bahwa perempuan di Indonesia memiliki pemahaman yang lebih baik tentang produk jasa keuangan dibandingkan laki-laki. Indeks literasi keuangan perempuan mencapai 66,75 persen, sementara indeks literasi keuangan laki-laki berada di angka 64,14 persen.

”Indeks inklusi keuangan perempuan juga lebih tinggi dibandingkan dengan indeks inklusi keuangan laki-laki, yakni masing-masing sebesar 76,08 persen dan 73,97 persen,” demikian tulis OJK sebagaimana dikutip dari Antara.

Survei ini juga menunjukkan perbedaan signifikan antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Indeks literasi keuangan di wilayah perkotaan mencapai 69,71 persen, sementara di wilayah perdesaan hanya 59,25 persen.

Demikian juga dengan indeks inklusi keuangan, di mana wilayah perkotaan mencatat 78,41 persen dan wilayah perdesaan 70,13 persen.

Berdasarkan kelompok usia, survei ini menunjukkan bahwa kelompok usia 26-35 tahun memiliki indeks literasi keuangan tertinggi sebesar 74,82 persen, diikuti oleh kelompok usia 36-50 tahun dengan 71,72 persen, dan kelompok usia 18-25 tahun dengan 70,19 persen.

Sebaliknya, kelompok usia 15-17 tahun dan 51-79 tahun memiliki indeks literasi keuangan terendah, masing-masing sebesar 51,70 persen dan 52,51 persen.

Dalam hal inklusi keuangan, kelompok usia 26-35 tahun juga memimpin dengan indeks 84,28 persen, diikuti oleh kelompok usia 36-50 tahun (81,51 persen) dan kelompok usia 18-25 tahun (79,21 persen). Kelompok usia 15-17 tahun dan 51-79 tahun memiliki indeks inklusi keuangan terendah, masing-masing sebesar 57,96 persen dan 63,53 persen.

Survei juga mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan memiliki korelasi yang kuat dengan literasi dan inklusi keuangan. Kelompok dengan pendidikan tertinggi, yaitu lulusan perguruan tinggi, mencatat indeks literasi keuangan sebesar 86,19 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 98,54 persen.

Kelompok dengan pendidikan tamat SMA/sederajat mencatat indeks literasi keuangan sebesar 75,92 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 88,29 persen. Sementara itu, kelompok dengan pendidikan tamat SMP/sederajat mencatat indeks literasi keuangan sebesar 65,76 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 73,18 persen.

Sebaliknya, kelompok dengan pendidikan tidak/belum pernah sekolah atau tidak tamat SD/sederajat memiliki indeks literasi keuangan terendah sebesar 38,19 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 51,53 persen.

Kelompok dengan pendidikan tamat SD/sederajat mencatat indeks literasi keuangan sebesar 57,77 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 62,58 persen.

Komentar

Terpopuler