Tren kenaikan harga emas global ini turut berdampak pada pasar dalam negeri. Kondisi ini menjadikan emas sebagai opsi investasi yang menarik bagi masyarakat, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang sedang berlangsung.
Menurut laporan Financial Express pada Senin (14/4/2025), salah satu faktor utama yang memicu kenaikan harga emas adalah pengumuman tarif oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
Kebijakan ini menciptakan ketidakpastian yang tinggi dalam perekonomian global dan meningkatkan risiko terjadinya resesi, terutama di Amerika Serikat.
Selain itu, memburuknya tensi konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan China juga mendorong para investor untuk beralih ke aset yang dianggap lebih aman seperti emas. Di tengah ketidakpastian dan risiko global, emas dipandang sebagai aset yang paling dicari.
Murianews, Jakarta – Sepanjang tahun 2025, harga emas baik di pasar global maupun domestik menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Bahkan hari ini, harga emas di pegadaian tembus Rp 2.004.000 per gram.
Berdasarkan laporan The Express Tribune dikutip dari Kompas.com, harga emas batangan di pasar internasional mencapai $113,9 per gram. Jika dikonversikan dengan kurs Rp 16.840 per dolar AS, harga tersebut setara dengan sekitar Rp 1.919.908 per gram.
Tren kenaikan harga emas global ini turut berdampak pada pasar dalam negeri. Kondisi ini menjadikan emas sebagai opsi investasi yang menarik bagi masyarakat, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang sedang berlangsung.
Berikut beberapa penyebab meroketnya harga emas:
Tarif Trump dan Konflik Dagang AS-China
Menurut laporan Financial Express pada Senin (14/4/2025), salah satu faktor utama yang memicu kenaikan harga emas adalah pengumuman tarif oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
Kebijakan ini menciptakan ketidakpastian yang tinggi dalam perekonomian global dan meningkatkan risiko terjadinya resesi, terutama di Amerika Serikat.
Selain itu, memburuknya tensi konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan China juga mendorong para investor untuk beralih ke aset yang dianggap lebih aman seperti emas. Di tengah ketidakpastian dan risiko global, emas dipandang sebagai aset yang paling dicari.
Kekhawatiran inflasi...
Kekhawatiran Inflasi dan Aksi Jual Obligasi
Kenaikan harga emas juga dipicu oleh kekhawatiran akan lonjakan inflasi yang menjadi topik diskusi dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Bank Sentral AS (The Fed).
Ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui adanya peningkatan inflasi setelah pengumuman tarif impor global oleh Trump.
Lonjakan inflasi ini diprediksi dapat menyebabkan suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Meskipun kondisi ini berpotensi menghambat kenaikan harga emas, risiko resesi justru akan meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven ini.
Lebih lanjut, aksi jual di pasar obligasi juga turut meningkatkan permintaan emas sebagai aset yang dianggap aman di tengah ketidakstabilan pasar.
”Dalam lingkungan ketidakpastian tarif yang meningkat, pertumbuhan yang lebih buruk, inflasi yang lebih tinggi, dan ancaman geopolitik yang terus berlanjut, alasan untuk meningkatkan alokasi emas tidak pernah sekuat ini,” ujar Kepala Riset di Augmont, Dr. Renisha Chainani dikutip dari Kompas.com, Kamis (17/4/2025).