Jumat, 21 November 2025

Dari dalam negeri, Indonesia menghadapi tekanan ganda. Neraca Pembayaran Kuartal III-2025 tercatat defisit 6,4 miliar dolar AS akibat capital outflow dan pembayaran utang.

Meskipun transaksi berjalan mencatatkan surplus 4,04 miliar dolar AS (surplus pertama sejak 2023 berkat ekspor nonmigas), defisit neraca pembayaran berpotensi memberikan tekanan jangka pendek pada nilai tukar rupiah.

Tekanan juga datang dari sisi fiskal. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit besar Rp 479,7 triliun, dipicu oleh belanja negara yang tinggi dan penerimaan pajak yang melemah.

Imbasnya, pembahasan UMP 2026 tertunda, dan rencana kenaikan gaji PNS 2026 belum pasti karena ruang fiskal yang semakin sempit. Selain itu, potensi penerapan Bea Keluar batu bara untuk menambah penerimaan dikhawatirkan dapat menekan margin emiten batu bara.

Komentar

Terpopuler