Rabu, 19 November 2025

Murianews, KudusBerinvestasi tengah populer di Indonesia. Di antaranya memilih berinvestasi di reksa dana maupun membeli koin cryptocurrency atau kripto. Sebab, investasi di sana dinilai menjanjikan keuntungan bagi penggunanya.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus Muhammad Teguh Kuncoro menjelaskan perbedaan yang sangat kentara dan kontras di antara dua pilihan itu. Itu diungkapkannya saat ditemui belum lama ini.

Ia mengatakan, aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Binance, Ripple dan Doge diakui sebagai komoditi yang diperdagangkan di bursa berjangka. Meski kripto masih dilarang sebagai alat pembayaran, aset kripto tetap dapat digunakan sebagai instrument investasi dan dapat diperjualbelikan.

Namun, mata uang kripto tidak bisa diprediksi karena tidak ada underlying atau aset yang bisa dianalisis. Sehingga, trading kripto bisa dibilang lebih spekulatif atau tebak-tebakan.

’’Kita sama sekali tidak bisa memperkirakan setahun lagi atau lima tahun lagi nasib uang kita kalau masih ditaruh di aset kripto,’’ katanya, belum lama ini.

Berbeda dengan reksa dana, yang berbentuk investasi di pasar modal. Reksa dana terdiri dari kumpulan dana yang berasal dari para investor dan dikelola oleh manajer investasi untuk diinvestasikan dalam berbagai aset keuangan, seperti saham, obligasi, dan pasar uang.

Ada berbagai jenis reksa dana yang dikategorikan berdasarkan komposisi portofolio dan jenis mata uangnya.

’’Reksa dana adalah portofolio dari saham. Jadi kalo kita menjadi seorang invertor, kita itu bisa beli ritel satu-persatu, bisa membeli salah satu saham,’’ ungkap Teguh

Portofolio reksa dana sudah bisa diprediksi dari jenisnya. Misal reksa dana pasar uang, tentu isinya deposito dan obligasi dengan jatuh tempo tertentu.

Dengan begitu, imbal hasilnya dapat diperkirakan sesuai kondisi suku bunga acuan saat ini. Kemudian, jangka waktu investasi reksa dana yang optimal juga dapat disesuaikan dengan jenisnya.

Yakni, Teguh melanjutkan, reksa dana pasar uang untuk jangka pendek sekitar setahun, reksa dana pendapatan tetap dan campuran untuk jangka menengah, serta reksadana saham untuk jangka panjang di atas lima tahun.

Teguh pun mengingatkan untuk para investor pemula agar lebih bijak dalam memilih produk investasi yang sesuai. Ia juga mengimbau mereka untuk berhati-hati dalam menaruh uang di aset digital seperti mata uang kripto, dan pilih yang lebih terukur seperti reksa dana.

Penulis: Linda Amelia Putri (Mahasiswa Magang UMK)
Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler