Jumat, 21 November 2025

Murianews, Blora – Desa Sumurboto, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah hingga saat ini masih terus melestarikan produk anyaman bambu. Bahkan julukan sebagai sentra anyaman bambu, masih sangat relevan.

Di tengah arus modernisasi dan gempuran produk plastik, kerajinan tangan yang diwariskan turun-temurun ini tetap menjadi denyut kehidupan masyarakat setempat. Bahkan menjadi penopang ekonomi keluarga.

Warga desa memanfaatkan bambu yang tumbuh subur, untuk diolah menjadi berbagai perabotan rumah tangga klasik seperti tampah, besek, tampir, dunak, hingga tudung saji.

Meski kerajinan bambu sangat melekat, terutama bagi kaum perempuan di Sumurboto, Kepala Desa Suprapti mengakui ada tantangan besar yang dihadapi sentra ini.

”Sangat berpotensi, tapi dari dulu sampai sekarang masih belum bisa maju, penyebabnya para perajin masih individual, artinya masih dilakukan pada perorangan tiap rumah, belum terbentuk kelompok penganyam. Tetapi mereka juga saling berinteraksi jika ada pesanan dalam jumlah banyak,” ungkapnya, Jumat (26/9/2025).

Faktor lain yang menghambat kemajuan adalah sifat pekerjaan menganyam yang hanya menjadi mata pencaharian sampingan atau pengisi waktu luang usai bertani.

Selain itu, regenerasi menjadi isu krusial karena sebagian besar perajin saat ini sudah berusia tua, sementara generasi muda dinilai kurang berminat untuk mempelajari keterampilan ini.

Semangat tradisi ini terlihat pada sosok Nasri (66), yang telah membuat anyaman sejak remaja, meneruskan keterampilan dari nenek moyangnya.

”Sejak masih perawan (remaja) saya sudah bisa membuat dunak. Sampai sekarang juga masih,” ujarnya mengawali pembicaraan.

Turun-temurun...

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler