Murianews, Kudus – Keberadaan fitur Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) benar-benar dirasakan manfaatnnya. Terutama untuk dalam transaksi yang dilakukan pelaku maupun pelanggan UMKM di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Kemudahan fitur QRIS salah satunya dirasakan Nurhayati. Pemilik Elbina produsen kue olahan labu itu mengaku terbantu dengan kehadiran QRIS dalam penjual produknya.
Sebagai penjelasan, QRIS merupakan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia (BI). Mekanisme penggunaannya dengan cara melakukan scan barcode.
Nurhayati telah menggunakan QRIS sejak tahun 2021. Setiap mengikuti pameran produk UMKM di luar kota penggunaan QRIS sangat membantu dirinya.
Dirinya menjual beragam produk kue olahan labu. Di antaranya brownies, dawet, cendol, bolu gulung, cookies. Harganya mulai dari Rp 35 ribu.
Selain itu dirinya juga menjual tepung labu. Harganya Rp 75 ribu per kilogram.
”Konsumen terkadang tidak mau repot melakukan pembayaran dengan uang cash. Kebanyakan ketika saya ikut pameran di kota-kota besar seperti di Jakarta dan Semarang mereka lebih suka scan barcode,” katanya, Kamis (9/11/2023).
Menurutnya, menggunakan QRIS lebih simple. Selain memfasilitasi konsumen saat acara pameran, dirinya juga menyediakan barcode QRIS di tokonya yang berada di RT 03, RW 03, Desa Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
”Saya di rumah juga menyediakan QRIS sebagai antisipasi kalau ada konsumen yang tidak bawa uang tunai. Kebanyakan konsumen yang simple lebih suka pakai QRIS. Misalkan ada yang mau bayar tunai ya silahkan,” sambungnya.
Dirinya tidak menampik banyak juga pelanggan yang merupakan nasabah BRI yang juga memanfaatkan fasilitas QRIS. Mereka berasal dari Kabupaten Kudus maupun sekitarnya.
”Pembelinya ada yang nasabah BRI juga. Mereka ada yang berasal dari Kudus maupun luar Kudus. Kalau saat pameran di luar Kudus ya pelanggannya dari luar Kudus,” imbuhnya.
Editor: Zulkifli Fahmi



