Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Rp 16.200 Per Dolar AS
Cholis Anwar
Jumat, 2 Agustus 2024 16:20:00
Murianews, Jakarta – Kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (2/8/2024) ditutup menguat. Rupiah naik 37 poin atau 0,23 persen menjadi Rp 16.200 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.237 per dolar AS.
Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka mengungkapkan, pada Juli 2024 terjadi deflasi bulanan sebesar -0,18 persen.
”Ini melanjutkan tren deflasi yang terjadi pada dua bulan sebelumnya, yaitu -0,08 persen pada Juni 2024 dan -0,03 persen pada Mei 2024,” kata Ibrahim dikutip dari Antara.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kondisi deflasi atau penurunan harga barang-barang yang terjadi dalam tiga bulan berturut-turut tidak dapat disimpulkan sebagai penurunan daya beli masyarakat pada pertengahan tahun ini.
Menurut Ibrahim, deflasi pada Juli 2024 terjadi karena penurunan harga komoditas pangan, mulai dari bawang merah hingga daging ayam ras, akibat pasokan yang cukup di pasar.
”Menurut hukum penawaran dan permintaan, ketika suplai melimpah dan permintaan tetap, harga akan turun,” jelasnya.
Komoditas utama penyumbang deflasi antara lain bawang merah (-0,11 persen), cabai merah (-0,09 persen), tomat (-0,07 persen), dan daging ayam ras (-0,04 persen).
Di sisi lain, inflasi terjadi pada kelompok pendidikan sebesar 0,69 persen dengan andil 0,04 persen terhadap inflasi umum.
Menurut komponennya, inflasi inti pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,18 persen (month-to-month) dengan andil 0,12 persen. Komponen diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan andil 0,02 persen, sementara komponen bergejolak atau volatile food mengalami deflasi sebesar 1,92 persen dengan andil deflasi 0,32 persen.
Sementara kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke level Rp 16.234 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.243 per dolar AS.
Murianews, Jakarta – Kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (2/8/2024) ditutup menguat. Rupiah naik 37 poin atau 0,23 persen menjadi Rp 16.200 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.237 per dolar AS.
Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka mengungkapkan, pada Juli 2024 terjadi deflasi bulanan sebesar -0,18 persen.
”Ini melanjutkan tren deflasi yang terjadi pada dua bulan sebelumnya, yaitu -0,08 persen pada Juni 2024 dan -0,03 persen pada Mei 2024,” kata Ibrahim dikutip dari Antara.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kondisi deflasi atau penurunan harga barang-barang yang terjadi dalam tiga bulan berturut-turut tidak dapat disimpulkan sebagai penurunan daya beli masyarakat pada pertengahan tahun ini.
Menurut Ibrahim, deflasi pada Juli 2024 terjadi karena penurunan harga komoditas pangan, mulai dari bawang merah hingga daging ayam ras, akibat pasokan yang cukup di pasar.
”Menurut hukum penawaran dan permintaan, ketika suplai melimpah dan permintaan tetap, harga akan turun,” jelasnya.
Komoditas utama penyumbang deflasi antara lain bawang merah (-0,11 persen), cabai merah (-0,09 persen), tomat (-0,07 persen), dan daging ayam ras (-0,04 persen).
Di sisi lain, inflasi terjadi pada kelompok pendidikan sebesar 0,69 persen dengan andil 0,04 persen terhadap inflasi umum.
Menurut komponennya, inflasi inti pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,18 persen (month-to-month) dengan andil 0,12 persen. Komponen diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan andil 0,02 persen, sementara komponen bergejolak atau volatile food mengalami deflasi sebesar 1,92 persen dengan andil deflasi 0,32 persen.
Sementara kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke level Rp 16.234 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.243 per dolar AS.