Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jakarta – Utang luar negeri Indonesia diklaim turun pada bulan Mei 2023. Nilai utang luar negeri tercatat sebesar 398,3 miliar dolar AS.

Jumlah itu diklaim mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya yakni pada April 2023 yang sebesar 403,0 miliar dolar AS.

Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) dalam keterangannya di laman resmi BI Senin (17/7/2023) menyebut, utang luar negeri Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi 1,7% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 1,3% (yoy).

”Kontraksi pertumbuhan utang luar negeri ini terutama bersumber dari penurunan utang luar negeri sektor swasta,” katanya.

Ia merinci jika utang luar negeri pemerintah pada akhir Mei 2023 tercatat sebesar 192,6 miliar dolar AS. Jumlah ini turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar 194,1 miliar dolar AS, atau  secara tahunan tumbuh 2,3% (yoy).

Penurunan posisi utang luar negeri pemerintah disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman luar negeri dan beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang jatuh tempo.

”Pemerintah tetap berkomitmen mengelola utang luar negeri secara hati-hati, efisien, dan akuntabel. Termasuk menjaga kredibilitas dalam memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga secara tepat waktu,” ujarnya.

Sementara utang luar negeri swasta pada akhir Mei 2023 tercatat sebesar 196,5 miliar dolar AS. Ini turun dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya sebesar 199,5 miliar dolar AS.

Secara tahunan, utang luar negeri swasta mengalami kontraksi sebesar 5,8% (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 4,6% (yoy).

”Kontraksi utang luar negeri swasta ini dikontribusikan oleh semakin turunnya utang luar negeri perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) dan lembaga keuangan (financial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi 5,3% (yoy) dan 7,6% (yoy), dibandingkan dengan kontraksi 4,8% (yoy) dan 3,9% (yoy) pada bulan lalu,” terangnya.

Berdasarkan sektor ekonomi, utang luar negeri swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; industri pengolahan; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; serta pertambangan dan penggalian. Nilai pangsa mencapai 78,0% dari total ULN swasta.

Utang luar negeri swasta juga tetap didominasi oleh utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,8%. 

Komentar

Terpopuler