Pertumbuhan Kredit UMKM di Indonesia Melesat
Cholis Anwar
Sabtu, 7 Oktober 2023 10:06:00
Murianews, Jakarta – Penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir. Pertumbuhan ini diperkirakan akan terus melesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan modal kerja.
Berdasarkan data uang beredar Bank Indonesia (BI), kredit UMKM yang telah diterbitkan mencapai Rp 1.322,2 triliun, tumbuh 8,9% secara year on year (yoy) hingga Agustus 2023. Angka pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,3% yoy atau mencapai Rp 1.308,9 triliun, serta pertumbuhan pada bulan Juni yang mencapai 7,1% yoy.
Pertumbuhan kredit UMKM pada bulan Agustus terutama didukung oleh kredit UMKM skala mikro yang tumbuh sebesar 42,8% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tumbuh 41,5% yoy. Selain itu, jenis penggunaan kredit UMKM juga dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit modal kerja.
Kredit modal kerja pada bulan Agustus mencapai Rp 988 triliun, tumbuh sebesar 5,4% yoy, yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 3,3% yoy.
Sementara itu, kredit investasi mengalami perlambatan pertumbuhan, dari pertumbuhan 21,3% yoy pada bulan Juli menjadi kenaikan 20,5% yoy pada bulan Agustus.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, memperkirakan jika kredit UMKM masih akan terus tumbuh dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun pertumbuhan tersebut mungkin tidak akan melebihi 10%, pertumbuhan minimal sekitar 8% dipandang sebagai tingkat pertumbuhan yang konsisten.
”Termasuk sektor konvensional dan digital, sedang mengalami pertumbuhan pasca pandemi Covid-19. Beberapa sektor seperti makanan telah mulai tumbuh seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat,” ungkapnya mengutip Investor.id, Sabtu (7/10/2023).
Sementara Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, melihat pembiayaan kredit untuk UMKM pada tahun 2024 masih akan menghadapi tantangan, meskipun masih memiliki potensi pertumbuhan positif sekitar 6-7% yoy.
Tantangan tersebut melibatkan kenaikan harga pokok seperti beras yang dapat memengaruhi daya beli dan permintaan, serta pengaruh terhadap biaya bahan baku terutama di sektor UMKM makanan dan minuman.
Murianews, Jakarta – Penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir. Pertumbuhan ini diperkirakan akan terus melesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan modal kerja.
Berdasarkan data uang beredar Bank Indonesia (BI), kredit UMKM yang telah diterbitkan mencapai Rp 1.322,2 triliun, tumbuh 8,9% secara year on year (yoy) hingga Agustus 2023. Angka pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,3% yoy atau mencapai Rp 1.308,9 triliun, serta pertumbuhan pada bulan Juni yang mencapai 7,1% yoy.
Pertumbuhan kredit UMKM pada bulan Agustus terutama didukung oleh kredit UMKM skala mikro yang tumbuh sebesar 42,8% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tumbuh 41,5% yoy. Selain itu, jenis penggunaan kredit UMKM juga dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit modal kerja.
Kredit modal kerja pada bulan Agustus mencapai Rp 988 triliun, tumbuh sebesar 5,4% yoy, yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 3,3% yoy.
Sementara itu, kredit investasi mengalami perlambatan pertumbuhan, dari pertumbuhan 21,3% yoy pada bulan Juli menjadi kenaikan 20,5% yoy pada bulan Agustus.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, memperkirakan jika kredit UMKM masih akan terus tumbuh dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun pertumbuhan tersebut mungkin tidak akan melebihi 10%, pertumbuhan minimal sekitar 8% dipandang sebagai tingkat pertumbuhan yang konsisten.
”Termasuk sektor konvensional dan digital, sedang mengalami pertumbuhan pasca pandemi Covid-19. Beberapa sektor seperti makanan telah mulai tumbuh seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat,” ungkapnya mengutip Investor.id, Sabtu (7/10/2023).
Sementara Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, melihat pembiayaan kredit untuk UMKM pada tahun 2024 masih akan menghadapi tantangan, meskipun masih memiliki potensi pertumbuhan positif sekitar 6-7% yoy.
Tantangan tersebut melibatkan kenaikan harga pokok seperti beras yang dapat memengaruhi daya beli dan permintaan, serta pengaruh terhadap biaya bahan baku terutama di sektor UMKM makanan dan minuman.