
Murianews, Jakarta – Nilai tukar rupiah menunjukkan tren positif pada pembukaan perdagangan Jumat (25/4/2025) di pasar spot Jakarta.
Mata uang Garuda menguat sebesar 58 poin atau 0,34 persen, bergerak ke level Rp 16.815 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya di Rp 16.873 per dolar AS.
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah pagi ini dipengaruhi oleh meningkatnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve (The Fed) pada bulan Juni 2025.
”Rupiah hari ini berpeluang menguat di level Rp 16.875 – Rp 16.800, yang dipengaruhi oleh sentimen global, yaitu meningkatnya harapan penurunan suku bunga The Fed pada Juni,” ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (25/4/2025).
Spekulasi mengenai penurunan suku bunga The Fed didorong oleh keinginan bank sentral AS tersebut untuk mengendalikan inflasi dan menekan tingkat pengangguran di Amerika Serikat.
Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump juga disebut-sebut telah berdampak pada proses produksi pabrik, memicu kekhawatiran akan kelangkaan bahan baku dan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK).
Di sisi lain, Rully menilai bahwa nilai tukar rupiah saat ini berada di bawah nilai fundamentalnya (under value), sehingga masih terdapat potensi penguatan seiring dengan tren penguatan mata uang regional.
”Mata uang regional mengalami tren penguatan terhadap dolar karena indeks dolar sudah turun 9 persen dari level tertingginya, dan saat ini berada di bawah 100 yang mengindikasikan investor mulai risk on pada asset emerging,” jelasnya.