Transaksi Saham di Kalteng Melejit
Zulkifli Fahmi
Senin, 29 April 2024 12:08:00
Murianews, Palangkaraya – Transaksi saham di wilayah Kalimantan tengah (Kalteng) mengalami peningkatan. Yakni dari Rp 1.352,78 miliar pada Februari 2023 menjadi Rp 4,36,29 miliar pada Februari 2024.
Itu diungkapkan Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy di Palangkaraya, Kalteng, Senin (29/4/2024). Pada Februari 2024 ini sendiri transaksi saham di Kalteng, mencapai Rp 261,64 miliar.
”Adapun total kapitalisasi kepemilikan saham meningkat Rp3.083,51 miliar (yoy), dari Rp1.352,78 miliar Februari 2023 menjadi sebesar Rp4.436,29 miliar Februari 2024,” katanya, dikutip dari Antara.
Hanya saja, penjualan di agen penjual efek reksa dana APERD hingga Februari 2024 menurun Rp 4,21 miliar (yoy). Meski turun, jumlah nasabahnya justru meningkat, 1.183 orang dan tiga institusi.
”Sektor pasar modal di Kalteng ini menunjukkan kinerja yang baik dengan jumlah investor yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sampai dengan Februari 2024, jumlah investor saham bertambah sebesar 16.357 investor dari tahun sebelumnya,” jelasnya.
Sedangkan, secara berturut-turut, jumlah investor di sektor pasar moda Kalteng meningkat, dari 61.931 orang pada Februari 2022, 83.897 orang pada Februari 2023, dan 99.754 orang pada Februari 2024.
Otto menjelaskan, pandemi COVID-19 turut berdampak pada kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memiliki dana darurat dan berinvestasi di pasar modal.
Kondisi itu kemudian didukung dengan berkembangnya infrastruktur digital, sehingga semakin memudahkan masyarakat berinvestasi.
Menariknya, berdasarkan catatan OJK pada 2022 lalu, dari jumlah investor pasar modal tersebut, sebanyak 43,20 persennya adalah kalangan gen z dengan rentang usia 18-25 tahun.
Sementara, berdasarkan kategori jenis kelamin, 67,01 persen investor di sana adalah pria. Sedangkan, berdasarkan pekerjaan, 33,97 persen investor di sana adalah pegawai swasta.
”Pelajar memiliki porsi terbesar kedua, yaitu sebesar 27,23 persen dari total investor di Kalteng. Kondisi ini menandakan tingkat inklusi keuangan pada kalangan pelajar sudah cukup baik terutama untuk sektor pasar modal,” jelas Otto.
Murianews, Palangkaraya – Transaksi saham di wilayah Kalimantan tengah (Kalteng) mengalami peningkatan. Yakni dari Rp 1.352,78 miliar pada Februari 2023 menjadi Rp 4,36,29 miliar pada Februari 2024.
Itu diungkapkan Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy di Palangkaraya, Kalteng, Senin (29/4/2024). Pada Februari 2024 ini sendiri transaksi saham di Kalteng, mencapai Rp 261,64 miliar.
”Adapun total kapitalisasi kepemilikan saham meningkat Rp3.083,51 miliar (yoy), dari Rp1.352,78 miliar Februari 2023 menjadi sebesar Rp4.436,29 miliar Februari 2024,” katanya, dikutip dari Antara.
Hanya saja, penjualan di agen penjual efek reksa dana APERD hingga Februari 2024 menurun Rp 4,21 miliar (yoy). Meski turun, jumlah nasabahnya justru meningkat, 1.183 orang dan tiga institusi.
”Sektor pasar modal di Kalteng ini menunjukkan kinerja yang baik dengan jumlah investor yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sampai dengan Februari 2024, jumlah investor saham bertambah sebesar 16.357 investor dari tahun sebelumnya,” jelasnya.
Sedangkan, secara berturut-turut, jumlah investor di sektor pasar moda Kalteng meningkat, dari 61.931 orang pada Februari 2022, 83.897 orang pada Februari 2023, dan 99.754 orang pada Februari 2024.
Otto menjelaskan, pandemi COVID-19 turut berdampak pada kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memiliki dana darurat dan berinvestasi di pasar modal.
Kondisi itu kemudian didukung dengan berkembangnya infrastruktur digital, sehingga semakin memudahkan masyarakat berinvestasi.
Menariknya, berdasarkan catatan OJK pada 2022 lalu, dari jumlah investor pasar modal tersebut, sebanyak 43,20 persennya adalah kalangan gen z dengan rentang usia 18-25 tahun.
Sementara, berdasarkan kategori jenis kelamin, 67,01 persen investor di sana adalah pria. Sedangkan, berdasarkan pekerjaan, 33,97 persen investor di sana adalah pegawai swasta.
”Pelajar memiliki porsi terbesar kedua, yaitu sebesar 27,23 persen dari total investor di Kalteng. Kondisi ini menandakan tingkat inklusi keuangan pada kalangan pelajar sudah cukup baik terutama untuk sektor pasar modal,” jelas Otto.