Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, khususnya kekhawatiran atas kebijakan tarif yang diwacanakan oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
Mengutip laporan Anadolu Agency, Trump sebelumnya sempat menyatakan diskusi tarif dengan Uni Eropa (UE) tidak akan membuahkan hasil, bahkan merekomendasikan tarif sebesar 50 persen terhadap UE yang rencananya berlaku mulai 1 Juni 2025.
Menurut Trump, defisit perdagangan AS dengan UE yang mencapai lebih dari 250 juta dolar AS per tahun disebabkan oleh hambatan perdagangan yang kuat.
Sanksi perusahaan yang tidak masuk akal, manipulasi moneter, hingga tuntutan hukum yang tidak adil terhadap perusahaan AS. Namun, ancaman tarif tersebut kemudian ditunda.
”Beberapa hari setelah mengancam UE dengan 50 persen tarif pada 1 Juni, Trump kemudian menundanya hingga 9 Juli,” ungkap Lukman.
Murianews, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan penguatan pada awal pekan ini, Senin (26/5/2025).
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, khususnya kekhawatiran atas kebijakan tarif yang diwacanakan oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
”Saat ini, lebih didominasi faktor eksternal yaitu pelemahan dolar AS dari kekhawatiran kebijakan tarif Trump,” ujar Lukman dikutip dari Antara, Senin (26/5/2025).
Mengutip laporan Anadolu Agency, Trump sebelumnya sempat menyatakan diskusi tarif dengan Uni Eropa (UE) tidak akan membuahkan hasil, bahkan merekomendasikan tarif sebesar 50 persen terhadap UE yang rencananya berlaku mulai 1 Juni 2025.
Menurut Trump, defisit perdagangan AS dengan UE yang mencapai lebih dari 250 juta dolar AS per tahun disebabkan oleh hambatan perdagangan yang kuat.
Sanksi perusahaan yang tidak masuk akal, manipulasi moneter, hingga tuntutan hukum yang tidak adil terhadap perusahaan AS. Namun, ancaman tarif tersebut kemudian ditunda.
”Beberapa hari setelah mengancam UE dengan 50 persen tarif pada 1 Juni, Trump kemudian menundanya hingga 9 Juli,” ungkap Lukman.
Rupiah ditaksir naik...
Dari sisi domestik, Lukman menilai keputusan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga adalah langkah yang tepat secara timing. Ia menambahkan, meskipun demikian, penguatan perekonomian secara menyeluruh tetap diperlukan.
”Seperti yang diketahui perekonomian Indonesia cukup lemah dan inflasi yang sangat rendah tidaklah ideal dengan suku bunga yang tinggi karena tekanan dolar AS. Dengan meredanya tekanan dolar, BI diharapkan akan bisa terus memangkas suku bunga untuk mendukung perekonomian,” jelasnya.
Berdasarkan kombinasi faktor eksternal dan domestik tersebut, Lukman memperkirakan kurs rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.100 hingga Rp 16.250 per dolar AS.
Pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi di Jakarta, nilai tukar rupiah tercatat menguat signifikan sebesar 43 poin atau 0,27 persen, mencapai Rp 16.175 per dolar AS dari posisi penutupan sebelumnya di Rp 16.218 per dolar AS.