Rabu, 19 November 2025

Murianews, KudusBlack Friday menjadi waktu yang ditunggu-tunggu pecinta belanja. Saat itu biasanya dibarengi dengan perang diskon besar-besaran.

Tak hanya barang-barang dari brand lokal saja, sejumlah jenama besar juga memberikan diskon yang lumayan menggoda. Momen itulah yang kemudian membuat orang berburu barang incarannya saat Black Friday.

Lantas apa sih Black Friday itu?

Melansir dari berbagai sumber, Black Friday merupakan hari libur setelah thanksgiving Amerika. Black Friday biasanya dirayakan tiap Jumat keempat atau Jumat terakhir di bulan November.

Orang Amerika biasanya memanfaatkan momen Black Friday untuk berbelanja guna persiapan Natal. Namun, perjalanan waktu ”Jumat Hitam” makin popular.

Banyak orang percaya, istilah Black Friday berakar pada arti hitam yang berarti menunjukkan keuntungan. Namun mengutip berbagai sumber, makna sebenarnya tidaklah demikian.

Namun dalam sejarahnya, Black Friday muncul dari peristiwa kelam. Untuk pertama kalinya, istilah ini muncul pada 1869 lalu.

Istilah itu ternyata muncul bertepatan dengan krisis keuangan di Amerika Serikat, tepatnya pada 24 September lebih dari 1 abad lalu. Krisis keuangan sendiri tak terjadi begitu saja.

Melansir History, sebelum muncul istilah Black Friday, dua pemodal Wall Street yang terkenal kejam, Jay Gould dan Jim Fisk bekerja sama membeli emas sebanyak-banyaknya di Amerika untuk membuat harga emas melejit. Saat itulah mereka akan menjual emasnya kembali dengan harga semahal mungkin.

Kemudian, Jumat di bulan September tahun itu, konspirasi keduanya terungkap. Hal itu kemudian membuat pasar saham anjlok dan membuat bangkrut semua orang, mulai dari orang-orang di Wall Street hingga para petani.

Sejarah lain di balik kemunculan Black Friday menyebutkan momen itu kental dengan jual beli budang dengan harga diskon di kurun waktu 1800-an. Kala itu, pemilik perkebunan dapat membeli budak dengan harga diskon setelah Thanksgiving. Inilah yang kemudian dikenal dengan Black Friday.

Namun, ada juga yang menyebut Black Friday berkaitan dengan sejara 1950-an atau 1960-an di Philadelphia. Istilah itu muncul dari kepolisian setempat untuk menggambarkan kemacetan lalu lintas dan kepadatan yang intens di toko-toko ritel di pusat kota.

Namun, ada bukti yang menunjukkan, istilah Black Friday tidak berkaitan dengan peristiwa itu. Seorang reporter dan penulis fitur untuk Philadelphia Bulletin, Joseph P Barrett mengenang perannya dalam penggunaan Black Friday dalam artikel Philadelphia Inquirer 1994 yang berjudul, This Friday Was Black With Traffic.

Saat ini Black Friday menjadi acara tahunan yang banyak ditunggu para penikmat belanja. Tak hanya toko yang berjualan secara offline, toko daring juga memberi diskon besar-besaran bertepatan dengan Black Friday ini.

Komentar